Baby.. Twenty One

2K 297 29
                                    

Jam enam pagi..

Sepasang kelopak mata indah itu perlahan terbuka, menunjukan netra karamel gelapnya yang begitu memikat. Ia mengerjap-ngerjap sesaat sebelum menggeliatkan tubuhnya. Namun baru saja hendak menyibak selimut, dirasanya ada sesuatu yang aneh menyentuh salah satu bahunya dengan terasa begitu nyata.

Wajah mungil itu menoleh, mendapati ada sosok lain yang tengah bergelung dalam selimut yang sama dan dengan wajah teduh serta suara dengkuran halus dalam tidurnya yang lelap.

Si manis tersenyum tipis sebelum memutarkan tubuhnya agar bisa berhadapan dengan sosok tersebut. Lantas setelah itu tangannya yang mungil terlihat mengusap pipi pria berkulit pucat tersebut dengan perlahan.

Dan ia tergelitik saat melihat orang yang disentuhnya itu nampak menggeliat tak nyaman. Lagi, tangan mungilnya memulai aksi yang jenaka. Kali ini dengan usil ia mencubit hidung si dokter, hingga tak lama kemudian..

"Hathcuuuhh.." Brian pun bersin seketika. Namun saat itu juga si manis memekik karena terkena semburannya.

"Iyeeewwww.. Byan jo-jolok!!" Achel mengomel dengan wajah mengusak-ngusak bantal, tak bisa bertahan untuk tidak mengatakan hal tersebut. Sedangkan Brian terlihat tertawa karenanya.

"Loh, emang siapa suruh mencet-mencet idung Byan? Achel udah mulai usil nih," katanya. Kali ini pria berparas tampan itu menangkupkan tangannya pada pipi si manis dan kembali tersenyum luas.

"Auuhhh.. A-Achel pipis m-mau," kelakar yang diajak bicara. Entah itu memang benar adanya atau ia sekarang sudah bisa mencari alasan agar terhindar dari cubitan gemas si dokter di wajahnya.

"Yaudah, sana sekalian mandi. Badan Achel udah bau," titah yang dewasa, dan anak itu merungutkan wajahnya sebelum menjawab.

"Uuww .. B-Byan bau" hujatnya tak mau kalah, lalu beringsut bangun dan masuk ke dalam kamar mandi.

-----

Satu jam berlalu, kini Achel sudah ada di dapur, duduk di kursi pada seberang meja makan bersama si dokter yang nampak sibuk memasak sarapan untuk keduanya. Tak lupa dengan apron yang ia pakai untuk melindungi kemeja kerjanya.

"Byan bikin sup makaroni aja ya buat sarapannya? Gapapa 'kan?" Brian bertanya pada si manis sembari menuangkan beberapa sendok minyak sayur ke atas wajan teflon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Byan bikin sup makaroni aja ya buat sarapannya? Gapapa 'kan?" Brian bertanya pada si manis sembari menuangkan beberapa sendok minyak sayur ke atas wajan teflon. Sedangkan remaja delapan belasan yang ditanyanya tak menjawab & malah terdengar tengah menyenandungkan suara nyanyian kecil dengan tangan asik menggelindingkan sebutir jeruk di meja makan.

"Yan!" seru Achel mendadak dengan suara yang cukup tinggi.

"Hmm?" Dokter itu menggumam pelan sebelum menoleh sesaat pada sosok yang menyebutkan namanya.

"Achel.. telol da-dadang mau.. Yan!" Celotehnya. Namun sanggup membuat si dokter mengernyit bingung.

"Apa?" tanya yang dewasa seketika.

The Pacifier ✔ [Banginho] Where stories live. Discover now