[Bonchap] My Little Star

2.1K 184 29
                                    

Ini cuma sepenggal kisah hidup Jack, diceritakan lewat bahasanya sendiri dan ditulis menggunakan OST lagu di mulmed atas.

+5k words, disarankan membaca saat luang. Maaf kalo isinya berantakan. Keep vomment & happy reading ^^
























Cuaca hari ini cukup sejuk dan membuatku ingin duduk lebih lama di halaman belakang rumahku. Kebetulan ada sepetak tanah lapang di sana yang bersisian dengan hutan lindung, dan mungkin karena itu juga rasanya udara yang kuhirup lebih kaya oksigen ketimbang pada daerah perkotaan yang sudah tercemar.

Oh, sampai lupa.

Namaku Jackhary Dameon Sane. Panjang sekali bukan? Ya, karena itu kalian cukup memanggilku dengan sebutan Jack saja.

Aku anak kedua dari tiga bersaudara. Kakakku bernama Martin Louise Sane, atau cukup saja panggil dia Martin. Usianya terpaut sangat jauh dariku, yakni hampir tujuh belas tahun. Dan jika saat ini usiaku sudah menginjak tiga belas tahun, kira-kira berapa usianya?

Yap! Benar! Usia Martin saat ini adalah dua puluh sembilan tahun. Ia juga sudah berkeluarga, istrinya tengah hamil dengan usia kandungan sekitar delapan bulan dua minggu. Dan kudengar jika calon anaknya itu adalah laki-laki. Martin juga merangkap menjadi orang tuaku dan adikku, menggantikan posisi Ibu yang sudah tiada sejak beberapa tahun lalu dan Ayah yang entah kini berada di mana rimbanya.

Juga adikku, namanya Sabrina Marelly Sane, atau sebut saja Sabine singkatnya. Ia gadis kecil yang baru berusia lima tahun dengan rambut pirang panjang bergelombang. Kesukaanku.

Hidup kami sederhana, tinggal di sebuah rumah yang terbuat dari kayu jati pada salah satu desa kecil yang damai dan tentram. Sebut saja kami adalah keluarga yang bahagia.





















Hingga suatu hari terjadi sesuatu pada Sabine.

Adik kecil kesayanganku itu jatuh sakit setelah bermain bersama kucing kesayangannya. Sebelum sakit, Sabine sempat bilang jika PowPow —nama kucingnya itu— pergi ke hutan dan ia mengejarnya. Aku tak begitu tahu pasti, yang jelas saat hari mulai berganti malam, Sabine mulai menunjukan padaku jika tubuhnya tak baik. Ia panas tinggi dan dalam tidurnya terus menggumam kalimat-kalimat yang aneh.

Martin sempat membawanya ke rumah sakit, namun jarak antar rumah kami dengan bangunan tersebut sungguhlah jauh, sedangkan kami tak punya kendaraan sama sekali selain dua ekor kuda yang selalu dijadikan alat transportasi dari kebun buah apel ke rumah.

Tragisnya, Sabine pergi saat kami sudah setengah perjalanan menuju rumah sakit. Ia pergi, meninggalkanku dan juga kakakku. Padahal sehari sebelumnya gadis kecil cantik itu mengatakan pada kami jika ia ingin melihat keponakannya lahir nanti. Sayangnya, keinginannya hanya tinggal kenangan. Tuhan lebih dulu membawanya pergi dan ia takan pernah kembali.

Aku dan Martin akhirnya memakamkan Sabine di sisi makam mendiang Ibu kami. Berharap jika gadis kecil yang selalu kami cintai itu takan pernah merasa kesepian karena ia bersisian dengan liang sang Ibu.

Singkat cerita, seminggu setelah kepergian Sabine, anak kakakku pun akhirnya lahir. Pangeran kecil yang sering dijadikan topik utama pembicaraanku dengan Mendiang itu diberi nama Sean Theodor Sane.




























Dan waktu pun kian berlalu.

Tak terasa hari terus bergulir, minggu, bulan hingga tahun terus berganti.

Kehidupan kami semakin membaik setelah sewindu Sabine pergi. Kami tidak tinggal di rumah lama itu lagi, tak lagi menjadikan kebun buah apel sebagai mata pencarian dan sudah menetap di sebuah kota metropolitan dengan keadaan yang jauh dikatakan maju.

The Pacifier ✔ [Banginho] Where stories live. Discover now