Baby.. Twenty Three

1.8K 278 22
                                    

Malam harinya..

"Hatchiiihh.." masih saja sama seperti sebelumnya. Padahal satu jam yang lalu Brian sudah menenggak obat alerginya. Harusnya 'kan meskipun tak berangsur-angsur hilang, setidaknya bersin itu bisa mereda.

Tapi jangankan mereda, yang ada Brian malah merasa jika dirinya kini menggigil kedinginan. Sudah dapat dipastikan jika dokter muda itu mulai mengalami gejala demam tinggi.

Plok!!

"WADAAAWW!!"

Brian menjerit sejadi-jadinya karena entah dari mana mendadak sebuah benda basah nan terasa panas luar biasa jatuh ke wajahnya dengan tiba-tiba. Sontak saja pria muda dua puluh tiga tahunan itu tersentak dan seketika bangun dari posisi rebahannya.

"Achel!" serunya lantang sembari membuang benda yang ternyata adalah handuk itu dari mukanya.

"T-tompes.. Yan," celetuk Achel sembari menepuk-nepuk keningnya seraya berkata jika ia hendak memberikan handuk kompres untuk si dokter.

Brian ingin menangis saja jika sudah begini. Wajahnya yang semula pucat pasi kini malah terlihat memerah padam karena handuk panas tadi. Dan ia terlihat menggeleng pelan sembari mengusap mukanya yang nampak menahan kesal. Tak habis pikir dengan apa yang dilakukan remaja ABK itu padanya tadi.

"Chel.. kalo mau ngompres tu air panasnya dicampur air dingin, terus diperes dulu handuknya baru ditempelin ke jidat. Eng- hatchiiihh.. enggak handuk basah dari rendeman di air panas langsung ditemplokin ke kepala. Atuh nanti muka Byan malah jadi mateng, Chel." ungkapnya sebisa mungkin untuk tidak marah.

"Hng?" Achel terlihat memiringkan kepalanya bingung, sudah jelas sekali jika anak itu tak paham dengan apa yang dikatakan si dokter padanya.

"Hhhh.. rasanya percuma -hatchiihh.. ngejelasin juga." gumam Brian. Setelahnya ia beringsut bangun, menyibak selimut yang dikenakannya lalu berjalan gontai menuju dapur dengan membawa handuk basah tadi di tangannya. Saat itu juga ia mengambil baskom untuk diisi air panas yang dicampur dengan air dingin sebelum kembali membawanya ke kamar.

Sedangkan di kamar, Achel terlihat sedang asik melompat-lompat di atas kasur Brian sendirian.

"Duh, Achel.. Byan lagi gak enak badan hari ini. Achel mainnya di kamar Achel aja ya, Byan mau bobo," ucap si dokter pelan sambil meletakkan barang bawaannya di atas nakas lalu memeras handuk basahnya sebelum ia gunakan untuk mengompres keningnya sendiri.

Achel yang mendengar itu langsung turun, duduk di lantai, melipat kedua kakinya di depan dan memerhatikan apa yang tengah dilakukan pria di hadapannya itu kini. Manik bulatnya terlihat mengerjap-ngerjap dengan raut bingung.

"Byan m-mau.. mandi?" tanyanya polos.

"Byan mau ngompres kepala -hatchiihh.. Byan, Chel." sahut si pria dengan tubuh kembali dibaringkan ke kasurnya, sedang tangannya mulai menarik kembali selimut lembut yang sempat ia tanggalkan. Dan handuk rendaman air hangat yang diperasnya pun kini sudah terlihat bertengger di keningnya yang mulus.

"Hng? T-tompes?" bingung si manis lagi. Dan pertanyaannya saat itu langsung diangguki sang dokter dengan manik terpejam.

Tapi tak lama kemudian remaja itu nampak bergerak, kembali naik ke ranjang lalu melesak di bawah selimut yang sama dengan sang dokter.

Tapi tak lama kemudian remaja itu nampak bergerak, kembali naik ke ranjang lalu melesak di bawah selimut yang sama dengan sang dokter

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Pacifier ✔ [Banginho] Where stories live. Discover now