[Bonchap] Our Showers

2.5K 212 158
                                    

⚠️Warning! Chapter ini mengandung adegan dewasa/mature content! Mohon bijak untuk menyikapi dan memilih bacaan yang tepat bagi yang masih berada dibawah batas usia +21!! ⚠️









































"AAAAAAAAAACKK!!! ACHEL KENAPA MAKAN CICAAAAAAKKK!!!!?" teriakan itu luar biasa memekakkan telinga setiap orang yang mendengarnya.

Sungguh! Tapi untungnya tidak ada orang lain di kamar itu selain ia dan si manis yang diteriakinya.

Ekor hitam menjuntai keluar dari mulutnya, berikut dua kaki kecil yang ikut muncul, sementara bagian perut ke kepala sudah sepenuhnya masuk ke dalam. Siapa yang tak histeris melihat pemandangan menjijikan itu!? Brian bahkan nyaris muntah jika saja ia tak menahannya.

Achel masih terlihat duduk melantai sementara di sekitar tubuhnya berserakan banyak sekali bekas plastik makanan. Remah-remah roti, sisa potongan biskuit, kulit kacang serta bungkus permen dan kotak susu yang sudah kosong turut serta menyapu pandangan.

Dengan mati-matian menahan diri agar tak muntah, Brian mendekat, berjongkok tepat di depan Achel dan mengguncang-guncangkan bahunya dengan kuat hingga kepala yang muda terlihat seolah-olah terbang kesana-kemari.

"Buang, gak! Buang! Buang Achel!! Keluarin!!" bentak Brian, tapi Achel malah menggeleng kuat-kuat hingga ekor hewan melata itu ikut mengibas-ngibas karena gerakannya.

"Uuhmm!!!" tolaknya. Dan luar biasanya lagi, anak itu malah menyedot seluruh tubuh si cicak hingga masuk ke dalam mulut. Jelas saja membuat Brian lagi-lagi menjerit histeris melihatnya.

"AAAAAAAAAACCCKK!!! ACHEL JANGAN DITELEN CICAKNYA!!"

Plaaakkk!!

Mendadak Brian memukul belakang kepala Achel dengan kuat hingga pemuda manis itu seketika memuntahkan apa yang di dalam mulutnya ke lantai.

Hitam, lengket dan berliur.. aahh.. Brian tak tahan! Ia langsung menginjak-injak hewan melata tersebut berkali-kali dengan sandal rumah yang ia kenakan.

"Hueeee..." Achel mulai menangis. "Jeli A-Achel.. hueee.. jelliiiiii..." suaranya kencang dan tubuhnya terlihat seperti orang yang tengah melakukan sujud di lantai sedangkan satu tangannya menggosok-gosok kepalanya yang terasa berdenyut karena dipukul Brian barusan.

Ha? Ini? Jelly?

Brian mengernyit saat suara tangisan Achel kian terdengar semakin pecah. Dan lebih-lebih yang terus diulanginya adalah nama permen yang ia sukai.

Jelly? Brian semakin bingung. Diangkatnya sandal yang dipakai menginjak hewan tadi dan menemukan sesuatu yang lembek dan lengket di sana.

"Ini... jelly?" cicitnya ragu.

"Jelliiiiiiii....." Achel semakin menangis dengan sesekali terdengar sesenggukan menyertai suaranya.

Dan saat itulah Brian menyadari sesuatu. Sesuatu yang lengket, lembek lagi kenyal yang baru diinjaknya bukanlah hewan seperti yang ia perkirakan. Itu bukan cicak, melainkan jeli dengan rasa blackberry dan berbentuk buaya.

Sialan! Ini pasti kerjaan Verrel lagi yang sudah membelikan keponakannya makanan aneh-aneh! Memang dasar lelaki yang satu itu, ada saja sesuatu yang tak biasa dan diberikan pada Achel. Minggu lalu Brian bahkan nyaris menjerit tatkala mengira Achel tengah memakan sandal jepit, yang ternyata adalah roti yang diberikan Verrel padanya. Entah dimana ia membeli makanan-makanan anti mainstream tersebut.

"Achel," ia berjongkok di depan si manis yang masih menangisi sisa jelly yang diinjak Brian di lantai sambil terisak-isak.

"Je-jelly Achel.. gep-gepeng.. huhu.. Byan i-in-injek.. huaaaa.." tangisnya kembali pecah.

The Pacifier ✔ [Banginho] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang