Epilog

2.6K 271 147
                                    

Baiklah, baju apa yang harus dipakainya hari ini? Kemeja mungkin bagus.

Sekiranya isi pikiran dari dokter tersebut saat ini hanya terpusat pada isi lemari pakaiannya saja. Yang sialnya hampir keseluruhan berwarna hitam! Ah, bagaimana bisa dia datang dengan outfit serba hitam!?

Memangnya siapa yang meninggal?

"Eeerrghh..." Brian menggeram sendiri dan meruntuki dirinya yang begitu bodoh karena setiap kali membeli baju selalu saja warnanya gelap. Pantas saja membuatnya jadi sering dikerubungi nyamuk.

Tangan kokoh itu mulai menyibak satu persatu atasan yang tergantung di gantungannya. Tapi yang ia temukan tak ada yang berbeda, hanya kemeja hitam atau hoodie dengan warna yang sama. Begitu juga dengan baju-baju pada lipatannya.

"Sial! Aku pake apa buat dateng nanti!? Masa aku pake sneli!? Ya kali! Emangnya mau praktek dateng namu pake sneli!?" Ia bermonolog ria.

Tangan itu sibuk mengobrak abrik setiap inci dari lemarinya, menggeser setiap anak-anak gantungan dan juga mengangkat satu persatu baju yang telah dilipatnya dengan rapi. Tapi benar-benar tak memberikan arti lebih, hingga saat bibirnya nyaris mengumpat, mendadak manik amber itu menemukan sesuatu.

"Eh? Ini bukannya kaos si Winnie ya?" gumamnya sendiri saat mendapati ada kaus putih polos di antara tumpukan baju yang lainnya.

Mendadak satu ide muncul di benak dokter berusia dua puluh tiga tahunan itu. Ia kemudian mengambil kemeja hitam lengan pendeknya dan celana jeans sobek -yang lebih bagus dari kemarin- sebelum bersiap-siap. Tak lupa gel rambut serta beberapa aksesoris seperti jam tangan dipakainya sekalian.

Fine, ini gak buruk buat outfit kalo mau namu ke rumah orang. Seenggaknya aku gak akan dikatain gembel lusuh lagi.

Ia tersenyum lebar, menunjukan dua lesung pipi manis di kanan dan kiri wajahnya sebelum beringsut menyambar kunci Mustang kebanggaannya.

Ya, mobil itu sudah kembali setelah Martin membawa kaburnya selama beberapa hari, dan harus mengocek isi dompet cukup dalam untuk biaya perbaikannya. Tentu saja, masih ingat kan apa yang sudah dilakukannya pada kendaraan tersebut sebelum hari ini? Masih bagus orang tuanya tak mengomel saat mendapati bagian depan yang nyaris tak berbentuk lagi.

Baiklah, sebelum berangkat mari panjatkan doa, kiranya Tuhan akan memperlancar segala yang telah disiapkannya hari ini. Aamiin.

Dan mobil itupun mulai melaju membelah jalanan kota, menuju ke arah sebuah perumahan mewah beraspal hotmix dengan keamanan super ketatnya.

Dan mobil itupun mulai melaju membelah jalanan kota, menuju ke arah sebuah perumahan mewah beraspal hotmix dengan keamanan super ketatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ma-mamam," celoteh si manis pada boneka kucingnya saat sang ibu menyodorkan sesendok penuh sereal gandum rasa coklat ke depan mulutnya.

"Yok, sekarang Marcel yang makan, abis itu Kitty yang makan," ucap si wanita dan anaknya itu segera melahap sarapannya.

The Pacifier ✔ [Banginho] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang