Baby.. Forty Two

1.7K 256 77
                                    

Jack lebih dulu sampai ketimbang Brian yang terlihat masih menyeret-nyeret tubuhnya di lantai. Lelaki itu sembari terengah-engah langsung membalikkan tubuh kurus Achel dengan perlahan agar menelentang. Dan seketika itu juga Jack tak bisa menahan air matanya.

"Achel.. Achel maafin, Jack.. Jack gak sengaja.. hiks.. Achel bangun," ia mulai menangis.

Boneka kucing itu sudah kotor penuh debu, tanah juga darah. Namun masih terus dipeluk oleh pemiliknya yang sudah tak lagi sadarkan diri sejak ambruk tadi.

"APA YANG KAMU LAKUKAN, BRENGSEK!!?" teriak Brian sembari mendorong tubuh Jack agar menyingkir dari depan Achel dan mengambil alih posisi. Ia mengangkat kepala si manis dan memangkunya sembari terus mengguncangkan tubuh itu agar kembali terjaga.

Sialnya, Martin malah sudah melarikan diri setelah Jack salah menembakkan revolvernya kepada Achel. Ia pergi dengan membawa serta merta mobil Brian dan meninggalkan keempat pemuda itu di sana dengan penuh luka-luka.

"Achel.. ini Byan, Achel ayo buka matanya.. Byan dateng bawa Achel pulang.. ayo bangun, Chel.. bangun, Sayang," ringis Brian terisak pedih.

"Maafkan aku.. aku tidak sengaja, kumohon maafkan aku," urai Jack sembari terus menangis.

"Kau bajingan! Jangan sentuh dia dengan tangan kotormu itu lagi!!" bentar Brian, suaranya terdengar memberat karena menahan tangis.

Tak ada satupun dari mereka yang peduli dengan luka di tubuh masing-masingnya. Brian tak peduli dengan luka menganga di pahanya, pun dengan Jack dengan luka tusukan di perutnya. Tak peduli sama sekali. Sebab yang mereka takutkan adalah remaja delapan belasan di hadapan mereka kini yang terlihat semakin sekarat dengan hembusan napas yang memendek.

Brian kalut, ia tak bisa berpikir sama sekali. Sedangkan Jack juga kebingungan mencari jalan keluar dari tengah hutan ini tanpa adanya kendaraan sama sekali. Pun sekalinya ada juga tak tahu harus bagaimana jika melihat kondisi mereka yang sama-sama penuh luka.

"Achel.. bangun.. bangun, Achel.. hiks.. maafin Byan. Maafin Byan udah gagal ngejagain Achel dan malah bikin Achel luka begini.. hiks.. Byan mohon, jangan pergi. Achel jangan pergi.." tangisnya pecah sembari memeluk tubuh kecil itu dalam dekapannya. Jack merunduk, hanya bisa mengeratkan tangannya menahan luka sembari menangis karena takut dan juga menyesal akan hal yang baru saja ia lakukan.

Mendadak..

Wiyyuuuuwww..

Wiyyuuuuwww..

Suara sirine mobil patroli dari kejauhan terdengar memecah keheningan. Apakah ada polisi yang sedang berpatroli atau memang sengaja tengah mengarah ke tempat mereka?

Brian tercekat, pun dengan Jack. Keduanya mengangkat wajah dan berpandangan sesaat sebelum akhirnya mendapati jika yang mereka dengarkan barusan itu ternyata memang benar adanya.

Bantuan datang.

Empat mobil polisi dan sebuah ambulance berhenti tepat di depan puing-puing rumah yang hancur. Para anggotanya keluar dari mobil mereka dan bersiap dengan pistol masing-masing. Namun ternyata tak hanya petugas saja yang muncul di sana, karena salah seorang lelaki yang Brian kenal juga ada dan terlihat berlari ke arah mereka.

"Kak Brian!!"

Ah.. puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, itu Haykal yang datang membawa aparat untuk menolong mereka. Sebab ternyata. saat Weynie menghubunginya untuk meminta menjagakan Chiko, Weynie sempat mengirimkan titik GPS dari gelang Achel pada Haykal. Hingga remaja itu nekat memanggil polisi dan justru meninggalkan Chiko di rumahnya.

The Pacifier ✔ [Banginho] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang