Visual Jack yang ada di mulmed :')
Anw, ada yang kangen Achel 'kah?"Ini gak bener! Pantes aja aku ngerasa ada yang janggal sama mereka! Taunya kayak gini, dasar bajingan!" geram Weynie sambil membanting koran yang dibacanya ke lantai.
"Achel, Win.. kita harus nyelamatin dia," ujar Brian dengan suara bergetar. Dan di detik berikutnya pria itupun segera menyambar kunci mobilnya yang ada di atas meja sebelum hendak berlari ke luar.
Ya, hampir ke luar rumah, jika saja Weynie tak menarik lengannya hingga ia terhuyung-huyung nyaris jatuh ke lantai.
"Kamu mau kemana!?" bentak si beruang madu dengan tegas.
"Mau nyari Achel!" sahut Brian tak kalah lantang.
"Pake bajumu dulu, bodoh!" titah kawannya. Dan saat itulah Brian baru sadar jika ia masih mengenakan bathrobe. Pun buru-buru ia segera masuk ke dalam kamarnya, mengambil pakaian yang sekenanya saja lalu segera beringsut lari ke luar.
Tapi lagi-lagi Weynie menahan gerakannya, "Tunggu dulu! Kamu mau cari Achel kemana!? Kita aja gak tau kalo buronan itu ngebawa dia sampe di mana aja," tandasnya.
Brian tak menyahuti karena ucapan Weynie memang benar adanya. Ia juga tidak tahu remaja manis itu ada di mana saat ini, karena tak pernah bertanya di mana alamat mereka saat kedua orang asing itu muncul dan membawanya pergi.
Kini Weynie dan juga Brian sama-sama terdiam, bingung entah harus bagaimana. Tapi keadaan itu hanya bertahan sekian detik saja, karena salah satu dari mereka teringat akan sesuatu dan berteriak dengan suara yang cukup kencang.
"Gelang! Brian, gelang dari aku masih kamu pakein ke Achel 'kan waktu dia pergi!?" seru Weynie bersemangat, seolah dirinya baru saja menang kupon lotre karena ingatannya.
"Tunggu! Aku masih makein gelang itu di tangan Achel waktu dia pergi. Berarti.." ia terdiam sesaat.
"KODE GPS-NYA!!" teriak mereka bersamaan.
Dan saat itu juga Weynie segera bergerak mengambil laptop Brian yang tergeletak di atas meja, sedangkan si dokter sendiri kini terlihat mengacak-ngacak nakas di dalam kamarnya hanya untuk mencari sebuah kotak dari gelang tersebut.
"Ketemu!" pekiknya seketika. Dan seperti yang ia kira, dalam kotak itu ada sehelai kertas dengan beberapa digit angka yang menjadi kode utama dari GPS yang terpasang dalam gelang si manis.
Jack membersihkan tubuh Achel dengan baskom dan air hangat yang dibawanya dari dapur dengan sangat hati-hati. Tangannya yang kekar lagi kokoh itu seolah tengah menggenggam tangan bayi karena ukuran dari jari jemari remaja tersebut amatlah kecil dan mungil.
Ia membersihkan dari wajahnya terlebih dulu, memberikan gel khusus luka lebam pada banyaknya warna biru keunguan yang menyebar di antara pipi serta rahang hingga ke pelipisnya. Lalu Jack pun beralih ke bagian lengan, dada, perut hingga ke punggung yang nyaris tak ada sedikitpun sisa ruang yang masih terlihat bersih. Semuanya tertutupkan memar bekas pukulan dan juga cambukan.
BẠN ĐANG ĐỌC
The Pacifier ✔ [Banginho]
Teen FictionBrian pernah ditinggal pergi oleh orang yang ia sayangi, dan sejak saat itu yang dilaluinya hanyalah hitam-putih belaka. Mendadak suatu hari ia dipertemukan dengan seorang remaja autisme bernama Achel, yang entah siapa orang tuanya. Pun sejak saat...