LIMA

38.7K 2.4K 15
                                    

"Bara, kenapa temen-temen kamu pada ngomongin Kania Yujian? Jangan-jangan kamu pacaran sama dia?"

Suara melengking milik Alya membuat telinga Bara sakit. Mungkin bukan hanya Bara, namun semua orang yang mendengarnya. Suara Alya pula yang membuat mereka berdua menjadi bahan perhatian orang-orang sekitar parkiran.

Bara mendesah malas sambil menatap Alya yang memasang wajah cemberut. Wajah cewek itu memang imut, tapi terlalu menyebalkan jika dia membuatnya semakin imut hingga terkesan terlalu dibuat-buat.

"Suara lo!"

"Jawab aku dulu Bara! Kania Yujian anak SMA Venus itu? Tukang bully itu? Hah!" Alya bicara dengan nada nyolot, yang sukses membuat Bara geram mendengarnya. Nada suaranya terlalu menyebalkan!

"Terus kenapa?"

"Aku nggak suka kamu nambah pacar lagi. Ralat. Maksud aku, boleh aja cuma jangan sama Kania Yujian."

Alya adalah cewek terlama yang menjadi pacar Bara. Jika cewek lain hanya bertaham beberapa minggu, bahkan hari, dia bisa bertahan selama setahun lebih. Dia tau Bara memiliki banyak pacar, dan dia mengabaikan itu semua. Itu karena dia merasa semua pacar Bara tidak sebaik dirinya.

"Kania Yujian nggak ada bagus-bagusnya. Orang kayak dia nggak akan bisa muasin kamu di ranjang."

Alya mengatakan tanpa malu.

Ini bukan rahasia besar, Bara dan Alya sudah melakukan itu beberapa kali.

Jika biasanya Alya tidak pernah terganggu dengan pacar Bara yang lain, berbeda kalau Kania menjadi salah satunya. Meski benci baginya untuk mengatakan ini, dia tidak bisa membantah fakta bahwa Kania memiliki kelibihan yang membuat dia menonjol dari cewek lain. Kania itu selalu sukses membuat para cewek insecure, tidak terkecuali Alya.

Alya tidak akan membiarkan dirinya bersaing dengan Kania Yujian. Meski dari sikap dia sedikit lebih baik dari Kania, tapi tetap saja dia akan kalah dalam hal lainnya.

"Pokoknya jangan pacaran sama Kania! Aku nggak setuju!"

Bara menaikan alisnya. "Siapa yang butuh persetujuan lo? Ngerasa jadi ratu ya lo?" Bara menatap Alya tanpa minat. "Gue udah bosen, kita putus aja. Lagian makin lama gue makin mual liat tingkah lo. Sok imut, tapi jatuhnya alay."

Mendengar kata putus terlontar dari mulut Bara membuat wajah Alya memucat. Dia menggeleng cepat, bersikeras menolak kata putus.

"Nggak mau! Aku nggak mau putus! Kita udah pacaran setahun lebih! Bisa-bisanya kamu bilang putus semudah itu? Ka-kalau kamu mau pacaran sama Kania Yujian, nggak pa-pa kok, aku nggak akan larang lagi. Ta-tapi jangan putusin aku, Bara. Aku sayang banget sama kamu."

Alya merubah kata-katanya. Lebih baik membiarkan Kania pacaran dengan Bara daripada dia putus dengan Bara.

"Terserah," ucapnya tanpa merasa bersalah.

Dengan wajah malas Bara menyingkirkan tubuh Alya dari hadapannya. Dia menaiki kawasaki ninja 300 warna hitam miliknya dan menghidupkan mesin motor. Cowok itu melirik Alya sekilas dibalik kaca helm yang baru saja dipakainya. Kemudian, motor hitamnya melaju keluar area sekolah.

***

"Bara Tangkasa ada di depan sekolah kita!"

Pemilik suara cempreng itu berhasil mengalihkan perhatian tiap orang dalam kelas. Cewek bertubuh sedikit berisi dan berpipi chubby itu bicara dengan mata berbinar. Senyum lebar diwajahnya membuat ia terlihat menggemaskan.

"Bara Tangkasa dari SMA Dirpan?" Salah seorang cewek yang menggunakan hoodie putih menunjukkan raut penasaran.

"Siapa lagi?" Cewek berpipi chubby itu menjawab dengan semangat. Binar di matanya tidak meredup.

IDENTITY (END) Where stories live. Discover now