xv. museum date

20.8K 1.3K 102
                                    

🧚🏻‍♀️💫🪐 Halo semuanya, kembali lagi dengan ZheVloet

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🧚🏻‍♀️💫🪐 Halo semuanya, kembali lagi dengan ZheVloet. 🧚🏻‍♀️💫🪐

Jangan lupa untuk VOTE sebelum baca dan KOMENTAR throughout cerita, aku seneng bacain komentar kalian dan aku usahain aku balas satu-satu. Bagi yang belum FOLLOW akunku, silahkan follow buat tau kabar kapan aku update :)

Selamat membaca! ❤️

Selamat membaca! ❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌟💭🌟💭🌟💭🌟💭

Elias termenung di sofa panjang ruang tamu rumah keluarganya sebab terlalu bosan untuk mengutik ponsel atau sekadar mendengar tiap kalimat yang diucapkan oleh pembawa acara di televisi tentang berita terkini. Kepalanya ia sandarkan ke kepala sofa sebelum menghela nafas kesal karena sibuk menunggu Susan yang belum juga muncul dan turun dari tangga. Ia terlalu tidak sabaran untuk hal kecil seperti ini apalagi dicecar oleh ibunya untuk ikut.

Bunyi kertas dibalik terdengar dari sofa dekat Elias sehingga ia menaikkan kepala dan memperbaiki posisi duduknya. "Sabarlah." Ucap pria tua yang bukan lain adalah ayahnya—sedari tadi juga menunggu—Michael Dexter.

"Who she dressed for? Kenapa lama sekali!" Bentak Elias kesal karena Susan memaksanya pulang beberapa hari yang lalu untuk ikut ke acara galeri adik ayahnya dan memohon kepadanya untuk menginap. Daripada ia harus memasang wajah di acara tidak jelas tersebut, Elias lebih memilih mendekam di kamar bersama Gianna. Mengingat gadis itu membuatnya merasa tidak nyaman sehingga ia berdiri meninggalkan ayahnya. Tidak ingin pria tua itu mengetahui bahwa ia sedang boner dan celananya menyempit karena itu

"She dressed for me, not for other men and definitely not for you, Son." Jawab Michael sedikit posesif setelah Elias sudah melangkah menjauh dari ruang tamu.

"Then tell your wife to get ready, I have no time for this events." Decak Elias sedikit keras. Memang tidak sopan sebenarnya tapi ia sudah terbiasa berbicara kasar ke orang lain termasuk ke orang tuanya dan mereka tidak pernah mengeluh banyak soal perlakuan maupun perkataannya Elias karena pada akhirnya ia selalu menjadi anak emas daripada kakaknya, Ernesto.

Whore-ComplexWhere stories live. Discover now