Chapter dadakan banget. Kalau chapter ini rame aku tetap update Sabtu nanti, tapi kalau sepi, jadwalnya diganti Sabtu depan hehe. Jangan lupa vote dan comment. Happy reading! ❤️
Instagram Zhe:
20 Desember
Gianna menghela nafas menahan keadaan menyedihkannya untuk kesekian kali. Ini dipicu ketika ia meratapi sendu tanah gersang yang ditutupi salju putih tersebur, dengan perasaan bimbangnya itu, Gianna lebih memilih tetap duduk di kursi penumpang belakang taksi sembari memeluk tas selempangnya. Kakinya terlalu berat untuk membuka pintu dan melangkah ke rumah yang tidak pernah ia kunjungi lagi setelah bertahun-tahun pindah karena sudah tidak ada alasan lagi bagi Gianna untuk pulang.
Ke siapa Dia pulang?
Untuk apa Dia pulang?
"Miss?" Panggil supir taksi yang tengah menatapnya dari kaca spion. Pria tengah usia itu tengah mengerutkan dahinya, seolah-olah tau keseganan Gianna melangkah keluar dari taksinya.
Gianna yang terlalu lama melamun memilih menggelengkan kepala untuk melenyapkan pemikiran yang menahan niatnya. Ia dengan sigap membuka tas dan memberikan beberapa lembaran sepuluh dollar ke supir sebelum meminta maaf.
"M-maaf..." Ucapnya sebelum menunduk sopan dan keluar dari mobil. Matanya mengikuti taksi berlalu sebelum berbelok hilang di perempatan.
Ia pulang ke North Lawndale.
"North Lawndale..." Bisik Gianna sembari menghirup napas panjang, sedikit tercekat ketika udara dingin menusuk hidung sehingga ia menggigil. Ia memutar badan dan mematai rumah satu persatu yang bangunannya juga tidakberubah. Selalu sama apalagi rumah yang pernah ia tinggali dan hampir tidak terurus. Walaupun begitu, selama enam tahun Gianna masih tetap mengutuskan orang untuk membersihkan rumah tempat ia tumbuh tersebut, bahkan listrik dan air selalu dibayar setiap bulan. Hanya untuk satu alasan, yaitu Gianna harap Lea pulang dan mencarinya. Ia hanya mau Lea menyadari bahwa Gianna masih disana dan tengah menunggunya pulang.
Lea, Ibunya.
Gianna menggoyangkan kunci dengan hiasan teddy bear di tangannyasebelum menaiki tangga pendek kayu. Ia mematai pot bunga di dekat pintu sebelum berjongkok dan menariknya, masih ada kunci cadangan yang ia simpan disana. Jika Lea benar-benar pernah singgah, pasti ia tahu dimana mereka selalu menyembunyikan kunci rumah.
Gianna kembali berdiri sebelum memasukkan kunci dan membuka pintu rumah. Tidak ada yang berubah sejak ia tidak menetap disana. Sofa coklat pudar di tengah ruangan, televisi tabung yang tidak pernah diganti sejak ia kecil, majalah bacaan Lea di kursi dekat pintu, tata letak dapur legendaris mereka, serta beberapa memori vas favorit Lea dan bingkai foto lama mereka.
Merasa pengap dengan udara ruangan, Gianna memilih membuka kecil bagian jendela dan menghidupkan lampu sehingga semua sudut ruangan terlihat terang dan jelas. Betapa rindunya ia tinggal disini dan menunggu Lea pulang—lalu mereka akan menghabiskan hari bersama memasak makan malam atau ketika Lea membantunya mengerjakan pekerjaan rumah di ruang santai kecil mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whore-Complex
Romance𝐃𝐚𝐫𝐤 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟐 [𝟐𝟏+] ⚠️ 𝘛𝘞: 𝘧𝘰𝘳𝘤𝘦𝘥 𝘪𝘯𝘵𝘪𝘮𝘢𝘤𝘺, 𝘦𝘮𝘰𝘵𝘪𝘰𝘯𝘢𝘭 𝘢𝘣𝘶𝘴𝘦, 𝘷𝘪𝘰𝘭𝘦𝘯𝘤𝘦, 𝘯𝘰𝘯-𝘤𝘰𝘯, 𝘴𝘶𝘪𝘤𝘪𝘥𝘦-𝘳𝘦𝘭𝘢𝘵𝘦𝘥 𝘢𝘤𝘵, 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘱𝘶𝘭𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯, 𝘱𝘰𝘴𝘴𝘦𝘴𝘴𝘪𝘷𝘦𝘯𝘦𝘴𝘴 𝘢�...