Jack mau say hi. Kata dia jangan lupa vote & komentar pendapat kalian sebanyak-banyaknya throughout the chapter karena si penulis senang bacainnya dan dia udah nulis sampai 5000 words. Terus jangan minta double update karena ini udah banyak hehe.
Jack bilang, happy reading!
20 Desember
Gianna tengah bersandar di patio rumah Velicia sembari membuka aplikasi pesan dan disana terpampang satu pesan baru dari Jack.
Ibuku memanggang pie apel, mau?
Belum sempat ia mengetik balasan ketika sahabatnya itu membuka pintu dan langsung berhamburan untuk memeluknya. Tangannya melingkari pundak Gianna sebelum mengedarkan pandangan ke badan Gianna—terlukis raut khawatir dari gadis itu melihat Gianna ketika ia tiga puluh menit lalu berniat hadir ke rumah Velicia setelah berkunjung ke rumah lama dan melepas rindu bersama Sally dan anaknya, Felix.
"What happened?" Tanyanya dengan tangan mengelus lengan Gianna.
Gianna menelan salivanya, "apa bisa masuk dulu? Disini dingin." Lirihnya menunjuk salju tipis turun dari langit gelap. Kakinya semakin dingin dan membeku berdiri tanpa ada pelindung tebal.
Velicia mengangguk sebelum meletakkan telapak tangannya di punggung Gianna dan mempersilahkan gadis itu masuk, kemudian menuntunnya untuk duduk di sofa.
Velicia menunjuk dapur. "Aku buat coklat panas, tunggu sebentar."
Gianna mengirimkan sinyal 'ok' sebelum melepaskan mantelnya yang lembab terkena salju dan melepaskan sepatunya, menyisakan kaus kaki hangat nan tebal miliknya. Ia mengedarkan ke seluruh sisi ruangan rumah Velicia, terdapat dekorasi bernuansa putih, merah, dan hijau di seluruh ruang tamu dan begitu juga dinding yang dipenuhi lampu orange temaram. Rumah gadis itu sangat cozy, nyaman, dan hangat.
Atensi Gianna beralih ketika Velicia meletakkan mug putih dengan coklat panas serta marshmallow mini menghiasi atasnya. Ia juga mendorong gelas tersebut sebagai ancang-ancang agar Gianna minum.
"Terima kasih." Balas Gianna kemudian menyesap pelan minum sehingga bibirnya sedikit tersengat dan bagian bibirnya dipenuhi busa putih.
"Kenapa? Ada sesuatu yang mau dikatakan?" Tanya Velicia menatap Gianna dalam. Ia tentu panik setelah mendapati panggilan Gianna dengan suara serak seolah-olah ia tengah menahan tangis. Gadis itu tidak banyak berbicara dan hanya meminta dirinya berkunjung ke rumah jika ia tidak sibuk. Velicia bahkan berniat menjemput Gianna namun gadis itu bersikeras untuk datang sendiri ke tempatnya. Melihat tidak ada tanda-tanda kendaraan terparkir di depan rumahnya, Velicia berasumsi Gianna naik taksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whore-Complex
Romance𝐃𝐚𝐫𝐤 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟐 [𝟐𝟏+] ⚠️ 𝘛𝘞: 𝘧𝘰𝘳𝘤𝘦𝘥 𝘪𝘯𝘵𝘪𝘮𝘢𝘤𝘺, 𝘦𝘮𝘰𝘵𝘪𝘰𝘯𝘢𝘭 𝘢𝘣𝘶𝘴𝘦, 𝘷𝘪𝘰𝘭𝘦𝘯𝘤𝘦, 𝘯𝘰𝘯-𝘤𝘰𝘯, 𝘴𝘶𝘪𝘤𝘪𝘥𝘦-𝘳𝘦𝘭𝘢𝘵𝘦𝘥 𝘢𝘤𝘵, 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘱𝘶𝘭𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯, 𝘱𝘰𝘴𝘴𝘦𝘴𝘴𝘪𝘷𝘦𝘯𝘦𝘴𝘴 𝘢�...