xii. the date

26K 1.4K 162
                                    

Halo semuanya! ☺️

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Halo semuanya! ☺️

Sebelum baca aku mau mengingatkan untuk mempersiapkan mental dan ketegaran hati karena chapter ini ada bagian yang nge-trigger kalian untuk emosi.

Aku izin hilang buat beberapa minggu karena sibuk.

Jangan lupa untuk VOTE sebelum baca dan KOMENTAR throughout cerita, aku seneng bacain komentar kalian dan aku usahain aku balas satu-satu. Bagi yang belum FOLLOW akunku, silahkan follow buat tau kabar kapan aku update :)

Selamat membaca! ❤️

🌟💭🌟💭🌟💭🌟💭

Dua tahun kemudian...

Gianna sedang memoles lipstik berwarna merah ke bagian tengah bibir dan meratakan polesan tipis itu dengan jarinya sebelum notifikasi muncul di layar ponselnya. Memperlihatkan nama pria yang menjadi teman kencannya malam ini. Hatinya luar biasa senang bisa memiliki hubungan normal dengan laki-laki.

Sebentar lagi aku sampai, kira-kira dua menit lagi.

Can't wait to see you Gi ;)

Dengan girang dan tersenyum malu, Gianna menggeser mode kunci sebelum membalas pesan dari teman kencannya.

Aku sudah siap.
Kutunggu :)

Gianna memperhatikan penampilannya di kaca lalu berdiri untuk melihat gaun selututnya, sesekali ia memutar untuk menilai baju dan riasannya. Setelah lima kali berganti pakaian akhirnya ia menemukan gaun berwarna biru muda tersebut di tumpukan baju tidak terpaksi karena terlalu penuh di lemari. Biru muda terlihat segar di matanya dan tidak terlalu mencolok, ia ingin meninggalkan first impression yang baik.

"Sempurna."

Gianna keluar dari kamar menuju ruang tamu sembari menunggu teman kencan yang dikenalkan oleh teman sekelasnya, menurut deskripsi Velicia—teman sekelas Gianna—pria itu baik dan bekerja menjadi teknisi di bengkel sambil menyelesaikan tahun akhir di universitas Chicago. Melihat foto yang ditunjukkan Velicia, pria itu bisa dibilang tampan dan juga tinggi. Apalagi hobinya kendaraan dan foto menambah nilai plus di mata Gianna.

Gianna memainkan ponselnya dan beberapa kali membuka sosial media untuk melihat foto dan aplikasi pesan, mengetahui tidak ada pesan dan telefon yang biasa membludak beberapa minggu belakangan membuat hati Gianna terasa lebih leluasa dalam beraktivitas, buktinya sekarang ia memiliki kesempatan pergi makan malam, mana tau ia bisa mendapatkan sebuah potensial kedekatan yang ia inginkan setelah kesendirian panjang.

Whore-ComplexDonde viven las historias. Descúbrelo ahora