xxix. breakfast & interview

9.8K 898 259
                                    

Tangan Zhe sudah keriting three days in a row nulis chapter di atas dua ribu, yang ini tiga ribu. Anggap saja hutang karena menghilang hampir sebulan karena lagi ujian.

Jangan lupa meninggalkan vote dan komentarnya ya (Target mendekati 450 votes, janji langsung nulis sih ini). Alasan Zhe pengen cepat update karena di chapter sebelumnya kalian heboh banget!!! Jadinya senang deh karena banyak banget hinaan dan caci maki ke Elias terus keinginan kalian untuk Elias dan Gianna, aku bakal konsiderasikan kok walaupun sebenarnya plot cerita sampe ending udah ada di kepala tapi menyampaikan ke kata perlu praktif. Coba aja kalian bisa masuk ke isi kepala Zhe atau pas Zhe lagi tidur, pasti udah langsung kebaca sampai epilogue dan extra chapter. Tapi don't get your hopes too high ya!

Tapi sebelum baca lebih lanjut boleh banget follow ig Zhe karena Zhe selalu balasin dan cek DM kalian loh (mana nih yang sering reply story Zhe???), boleh banget follow langsung yah!

Tapi sebelum baca lebih lanjut boleh banget follow ig Zhe karena Zhe selalu balasin dan cek DM kalian loh (mana nih yang sering reply story Zhe???), boleh banget follow langsung yah!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

27 November

Elias tengah menunggu di ruang tamu rumah berdesain minimalis, rumah ibu Ailen dan milik keluarga Ginevra di Chicago. Beberapa menit yang lalu, setelah sampai di pintu utama ia langsung disambut oleh Giselle dan dia lebih dahulu meninggalkannya untuk memanggil Ailen. Mengutip kembali ke basa-basinya, rupanya Giselle sudah mendengar soal sarapan bersama Ailen dan Elias, ia juga mengatakan bahwa Elias bisa kapan saja datang ke rumah mereka, yang dimana artinya Elias bisa mendekati Ailen.

Elias tengah  tengah menyilangkan tangan di dada sembari menunggu Ailen untuk turun. Beberapa kali memiringkan kepala ke belakang untuk melihat tanda-tanda gadis itu muncul. Ia membawa tangannya ke paha sambil menepuk ringan untuk mengurangi rasa kegirangan kencan pertama mereka.

Setelah malam sebelumnya menghabiskan waktu berbincang mengenai kehidupan personal satu sama lain (walaupun Ailen yang mendominasi penyampaian cerita karena Elias sedikit menutup diri dan ingin mencari kesempatan lain untuk bercerita dengan Ailen, jadi Elias bisa perlahan-pelahan melakukan pendekatan), kemudian berakhir dengan Elias mengajaknya untuk sarapan, atau kencan pertama mereka, seperti yang Ailen katakan.

Tidak butuh waktu lama bagi Elias menunggunya karena gadis itu tengah menuruni tangga dengan blazer beludru hitam dengan desain pundak kokoh sedikit naik, pita kecil di bagian leher dan celana panjang mengkilap berwarna biru keunguan. Terlihat formal namun santai hanya sekadar sarapan pagi mereka, sebenarnya cukup dimaklumi karena Ailen harus menjaga penampilannya kemana-mana. Setelah melakukan pencarian kecil mengenai latar belakangnya dibantu asistennya, Elias mulai mengais banyak informasi kecil.

Pertama, Ailen adalah anak kedua tapi kakak perempuannya meninggal saat baru lahir, jadi ia adalah anak emas Ginevra. Kedua, Ailen lulusan dengan nilai kedua tertinggi di Harvard Law School, ia melakukan banyak riset, sukarelawan, dan mengikuti koferensi selama kuliah sebelum bekerja di firma hukum ternama di Paris. Ketiga, gadis itu lahir di Cannes, Perancis pada tanggal 5 Desember (yang berarti ulang tahunnya sembilan hari lagi). Keempat, Ailen termasuk kalangan sosialita elit karena ia memiliki pengikut hampir dua miliar di Instagram walaupun Elias tidak aktif menggunakan Instagram karena asistennya yang mengurus masalah publikasi pribadi dan biasanya tidak  terlalu sering, tapi ia rela membuka akun Instagram official yang jarang ia beri perhatian untuk melihat aktivitas Ailen. Terakhir dan paling penting adalah fakta bahwa Ailen tidak jatuh di radar bahwa ia sedang dekat dengan laki-laki lain.

Whore-ComplexWhere stories live. Discover now