prologue

78.2K 2.6K 68
                                    

~~DEDICATION~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~~DEDICATION~~

This story is dedicated to the readers and writers who love possessive men.

.
.
.
.

"Aah!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aah!"

Elias Dexter menghentakan diri lebih dalam untuk merasakan kehangatan yang selalu menemani malamnya, perempuan bernama Gianna Freyja.

Elias menggulingkan badannya ke samping untuk menstabilkan nafasnya dan memberikan ruang bernafas untuk Gianna setelah cukup lama ia menimpa tubuh mungil itu. Ia masih mengawasi gerak-gerik Gianna melalui ujung matanya sebab Elias mengenyampingkan wajahnya, gadis itu membalikkan tubuhnya yang tadi telungkup dan menarik selimut untuk menutupi badan telanjangnya.

Matanya tidak lepas dari kegiatan kecil Gianna, mulai dari dadanya yang naik turun dengan cepat, tangannya yang menyingkirkan rambut menempel di pipi, bahkan saat ia menjilati bibirnya yang luka dan memerah bengkak karena gigitannya tadi. Semua hal kecil itu selalu membangkitkan sesuatu dalam Elias dan dengan lihai ia mampu menutupinya setelah sekian lama.

"You are amazing." Pujinya dengan suara serak seperti orang bangun tidur, tentu saja disebabkan oleh erangan tertahannya saat menyentuh Gianna dan ia dehidrasi lama-lama. "Kau menginap disini malam ini?" Tanya Elias lagi namun terdengar seperti paksaan, ia tidak pernah secara langsung menyampaikan keinginannya karena biasanya Gianna sudah tidur setelah ia selesai dengan gadis itu. Tapi tidak terlihat tanda-tanda Gianna mau istirahat.

Gianna menutup mata sebentar sebelum meringsut dan duduk di ranjang yang sudah kacau karena kegiatan mereka tadi, bahkan seprai Elias mulai lepas dan kusut dari ranjangnya. Gianna menyeka keringat dan sisa air mata yang kering setelah gerumulan mereka, ia meminta pria itu berhenti setelah mendapati gesekan panas dan perih dari sodokan Elias yang tidak ada henti dan sangat kasar. Tidak lupa Gianna memeluk erat selimut untuk menutupi ketelanjangannya, ia tidak pernah merasa aman jika bersama Elias.

"Aku harus pulang, besok harus ke kantor." Bisiknya, terdengar seperti orang frustasi di pendengaran Elias.

"I'll take you to your apartement tomorrow. Sekarang jam satu malam." Balas Elias acuh tak acuh. Sebenarnya ia tidak khawatir, hanya ingin Gianna tidur di tempatnya malam ini seperti
malam-malam sebelumnya mengingat mereka sudah lama tidak bertemu, lagipula Elias tidak rela gadis itu pergi.

Whore-ComplexWhere stories live. Discover now