ix. money & dignity

32.5K 1.4K 141
                                    

Hello! A new chapter freshly written by the one and only, ZheVloet

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hello! A new chapter freshly written by the one and only, ZheVloet.

Jangan lupa 🌟 dan 💭 agar aku semangat update terus. Readers dan yang vote sangat timpang jauh karena banyak silent readers. I take time and energy to write one chapter.

Jangan lupa follow akun Wattpad dan Instagram ZheVloet agar tahu kabar dan spoiler ceritaku:

Jangan lupa follow akun Wattpad dan Instagram ZheVloet agar tahu kabar dan spoiler ceritaku:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat membaca! 😊

🌟💭🌟💭🌟💭🌟💭

Benar janji Elias bahwa Gianna tidak bisa jalan esoknya. Sudah satu jam ia baring tidak berdaya di kasur mencoba untuk membawa diri duduk di kepala ranjang. Selangkangannya perih dan ngilu menjalar sampai ke tulang belakangnya saat ia mencoba menggerakkan kaki, lehernya pegal karena rambutnya ditarik sampai mungkin helai rambutnya lepas, bisa-bisa ia botak jika terus seperti ini. Tanda merah mulai menggelap tanda bahwa darahnya membeku dan membekas karena diserang terus oleh Elias, terutama di bagian payudaranya.

Melihat tasnya di nakas samping kasur, Gianna mengobrak-ngabrik mencari benda persegi itu. Ada tiga panggilan tidak terjawab dari ibunya, dua panggilan dan pesan dari pihak klub Gianna bekerja, mungkin mereka tahu bahwa Gianna tidak datang tanpa izin terlebih dahulu. Mengacuhkan panggilan klub Gianna lebih memilih membuka pesan.

Allyson, kenapa tidak datang? Kau tidak ada izin hari ini! Jangan sampai bos besar tahu kau tidak izin, bisa-bisa di pecat sebelum dapat gaji bulan ini!

Gianna klub tadi malam ramai, kalau kau datang bisa dapat tip banyak tapi sayang sekali.
-Tati

Mengutuk diri karena bolos kerja dan malah diserang gila, Gianna mengalihkan ke kontak ibunya dan segera meneleponnya karena ibunya sulit dihubungi dan saat ada kesempatan ibunya meneleponnya ia tidak angkat.

Tidak butuh lama untuk tersambung karena dalam panggilan pertama Lea—ibu Gianna—mengangkatnya.

"Halo? Gianna? Kemana saja kamu?! Kemarin mama telpon tidak ada di angkat ya!" Omel ibunya.

Whore-ComplexWhere stories live. Discover now