xxxvii. cathect

10.5K 906 162
                                    

Cathect: to invest with mental or emotional energy.

7 Desember.

Bekerja di dunia infotainment dan berurusan dengan kehidupan selebriti Amerika dan Dunia sudah menjadi santapan Gianna, walaupun memiliki karir sebagai seorang editor, yang dimana sangat menyeleweng jurusannya di South Suburban, mengikuti tren-tren terkini sudah menjadi tuntutannya untuk menemukan ritme yang bagus dalam berkolaborasi dan membaca berita-berita terkini, terutama merangkai kata yang dapat diterima banyak orang.

Biasanya, untuk meningkatkan pengetahuan duniawi, terkadang Gianna nimbrung bersama teman-temannya, terutama Kalsey, berbicara tentang berita terkini karena gadis itu adalah sumber nomor satu untuk berita panas dan terkini—untuk Gianna tentunya.

Kalsey yang tengah duduk tidak jauh darinya datang ke meja kubikel Gianna, menarik gadis itu berdiri untuk membawanya ke sekumpulan perempuan yang sedang duduk di meja panjang tengah ruangan. Tempat biasa mereka berkumpul untuk berunding atau makan jika pantry ramai.

Shock, Gianna menarik syal melingkari lehernya yang sempat longgar tersangkut. Bukan hanya untuk melindungi diri dari udara dingin dan salju diluar, itu juga berguna untuk menutup bekas kemerahan yang tidak ditutupi concealer menyeluruh di lehernya.

"Gianna pernah ketemu Ailen, dia wawancara Ailen pas siang sebelum Gala," celetuk gadis itu kemudian mempersilahkan Gianna untuk berdiri di sampingnya. Kalsey mengedipkan mata sebelum membawanya duduk di kursi dorong terutama di tengah-tengah karyawan yang sedang berumpi.

Seperti predator, mereka menatap Gianna lapar untuk sekadar informasi.

"Kenapa Ailen?" Tanya Gianna penasaran.

"Dia cantik tidak?" Francisca melipat tangan di meja dan mendekat ke Gianna walaupun mereka duduk bersebrangan. Ia menaik-turunkan alisnya.

Gianna mengangguk, "dia cantik, hampir sempurna dari segala aspek, dia pintar juga."

"Wah," timbrung Kalsey.

"Nih," Francisca menyodorkan ponselnya ke Ailen, memperlihatkan foto gadis itu dengan gaun birunya, seperti biasanya, dia terlihat memukau dengan gaun yang kontras dengan kulit dan rambut pirangnya. "Dia tanggal lima Desember kemarin juga ulang tahun, harinya sama denganmu dan itu gaun ulang tahunnya, cantik." Jawab Francisca.

Gianna ikut mengangguk setuju.

"Geser fotonya ke kanan Gi." Ucap Kalsey yang mendempetkan diri ke Gianna. Ia menunjuk ponsel Francisca dan Gianna menggeser galeri gadis itu.

Detak jantung Gianna rasanya berhenti dan badannya membeku setelah melihat foto kedua.

"Ada yang bilang di belakang Ailen itu Elias Dexter. Lihat tangannya, Elias hampir memeluk Ailen dari belakang. Dengar-dengar diambil pas maye nyanyi di panggung." Suara antusias Kalsey terdengar di gendang telinga Gianna. Foto di layar ponsel gadis itu adalah Ailen dengan seorang pria yang berdiri di sisi kanan, tangannya menjulur ke pinggang kiri Ailen—posenya seperti mendepetkan diri dari belakang.

Gianna mencoba untuk tidak percaya, lagipula fotonya dari belakang dan tidak memperlihatkan wajah pria yang berdiri di sisi Ailen dengan tangan memegang pinggang gadis itu. Namun melihat kemiripian warna pakaian Elias dan model rambutnya, Gianna positif itu Elias.

Tapi kenapa Elias ada disana?

Siapa Ailen untuknya?

Mereka dekat?

Mereka dekat. Jawabnya terhadap pikiran yang menghantui.

Beribu pertanyaan melintas di kepala Gianna, cukup bingung bagaimana ia harus bereaksi di depan temannya jika benar itu Elias, bagaimana ia harus membalas mereka selayaknya perempuan melihat berita pasangan baru ketika ia kenal dengan Elias.

Whore-ComplexWhere stories live. Discover now