xxvi. lethal

15.9K 1.1K 194
                                    

Zhe is back again with another chapter. Ada yang baru di chapter ini biar kita gak stuck di waktu yang sama dan terlalu lambat jalan ceritanya. Sebelum lanjut baca, jangan lupa untuk mengirimkan komentar mengenai pendapat dan reaksi kalian selama baca dan memberikan vote untuk nge-boost cerita WC biar pecinta dark-romance diluar sana nemu cerita ini.

Jangan lupa untuk follow akun Instagram Zhe biar we hit 200. Ada spoiler dan update kapan aku update WC. Disini juga ada informasi eksklusif mengenai future direction untuk semua Dark Romance Series yang sudah menjadi universe, lalu tiap title (termasuk WC dan Delicate) ada sub-universenya yang dimana pemeran seperti Arthur dan Andrei ada. Semuanya cuma aku upload di Instagramku.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TRIGGER WARNING: blood & violence

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TRIGGER WARNING: blood & violence.

Enam tahun kemudian...

Malam akhir November itu cukup dingin mengingat mulai memasuki musim dingin. Angin bertiup kencang memberikan sensasi sejuk di antara langkah Gianna ditemani kendaraan kerap berlalu-lalang di pukul lewat tengah malam tersebut—mengingat ia berada di tengah kota dan sekarang hari Jum'at. Ia mengaitkan kantung plastik ke lengan atas dan memasukkan satu tangannya ke jaket untuk melindungi udara dingin yang menusuk tangan serta kulit kakinya—tentu saja karena Gianna hanya mengunakan legging tipis dan sepatu uggs tebal. Tangannya yang lain menopang payung untuk melindunginya dari turunnya salju tipis. Salju pertama di Chicago tahun ini turun jauh lebih cepat dari perkiraannya.

Gianna menarik tangan yang ia sembunyikan lalu menutup mulutnya sembari menghela nafas dan menghirupnya kembali. Ia harap sarung tangan dapat menyaring udara dingin tersebut ke suhu normal karena hidung serta tenggorokannya semakin terasa kering dan pedih. Kemudian ia mengelus pundak belakangnya sembari membunyikan punggungnya sehingga terdengar suara crack. Cuaca yang suram dan dingin ditambah lagi badannya serasa mau copot menambah beban badan serta mentalnya.

Tidak butuh waktu lama bagi Gianna untuk sampai ke apartemen karena jarak yang dekat, lalu ia menutup kembali payungnya. Gedung tinggi dan selalu terang di tengah malam gelap selalu menyambut kehadirannya dengan lapang dada, menjadi saksi hidup enam tahunnya. Gadis itu masuk tanpa memikirkan alas kaki yang bisa mengotori lantai dan karpet lobi setelah melewati trotoar basah karena lelehan salju.  Gianna mengalihkan atensinya ke isi plastik—ia baru saja membeli mie bungkus, gula, dan cappucino untuk menemaninya di malam dingin ini. Melewati malam yang panjang membuat Gianna tidak ingin tidur dan berencana menonton seri modern family di Netflix.

Whore-ComplexWhere stories live. Discover now