xxviii. the girl from the royalty

11.9K 974 372
                                    

Hello welcome back. Jangan lupa tinggalin vote dan komentar kalian mengenai chapter ini karena ada yang baru 🖤

Aku bakal cepat update kalau vote chapter ini 350 deh mumpung lagi baik karena sampai sekarang banyak silent readers.

Selamat membaca.

"Elias sayang, kamu dimana?"

Elias meletakkan alat makannya setelah mendengar suara ibunya melalui speaker ponsel—Susan—dari balik layar persegi tersebut. "Di apartemen." Jawabnya singkat, bersamaan menelan makan dan berhenti mengunyah.

Susan sedikit merengek seperti anak manja sebelum menyampaikan pesannya, "kamu apa kabar? kenapa jarang menghubungi Mama? Kakak kamu jarang pulang, kamu juga. Mama sedih karena rumah sepi karena anak sendiri sudah lupa sama Mamanya."

"Aku baik, Ma. Aku... sibuk sekali akhir-akhir ini dan jarang melihat ponselku, ada program baru untuk tahun depan jadi harus lembur." Balas Elias mengetukkan ujung garpu di piring keramiknya hingga menimbulkan suara berderit ngilu, "kenapa menelepon pagi-pagi? Aku tau Mama tidak pernah menghubungiku tanpa alasan." Lanjut Elias mengkonfrontasi Susan.

Susan terkekeh seakan-akan niatnya ketahuan. "Mama mau makan malam bersama nanti malam. Ada tamu kenalan keluarga dan teman dekat Papa."

"Kenapa harus ada aku? Mama sama Papa saja bisa makan malam bersama mereka."

"Elias!" Teriak Mamanya kesal sebelum menarik nafas panjang. "Harus ada kamu, Ernesto juga datang, Mama mau full family sekali saja. Kita jarang sekali jadi host dinner karena kalian selalu sibuk. Intinya, Mama mau makan malam ini spesial ada kalian berdua. Malam ini jam tujuh, satu jam saja kamu duduk manis dan bercengkarama ramah dengan tamu kita, setelahnya kamu boleh pulang. We are the Dexters, right? Up close and personal."

"Tapi..." Sanggah Elias masih keras menolak datang.

Elias terpaksa menjauhkan ponselnya karena Susan tiba-tiba menaikkan nada suaranya, "Mama tidak mau dengar penolakan dan kata tapi. Hanya sekali Elias, kenapa keras kepala sekali?! Apa harus diseret terlebih dahulu?"

Elias menghela nafas dan merasa kalah seketika, "baiklah, hanya sebentar." Kutipnya lagi, satu jam dan ia pulang.

"Pulang jam berapa hari ini?"

"Sebenarnya sampai malam karena aku sibuk sekali. Telat tidak apa-apa kan? Hari ini ada rapat bulanan bersama direktur dan aku ada agenda pertemuan lain sampai malam."

"No!" Keras Susan. "Mama tidak mau kamu kasih alasan palsu. Pokoknya pulang sore."

"Iya, Ma. Iya. Aku pulang sekitar jam tiga. Makan malamnya jam tujuh 'kan? I can call my assistant to spare my time for tonight only. You know how busy I am these day." Elias menangkup dahinya dan menunduk mengingat kegiatannya yang over sibuk dan jarang memiliki waktu kosong kecuali untuk tidur dengan Gianna, karena Elias rela
meluangkan waktu tidurnya untuk berada di dalam liang kenikmatan Gianna.

Shut if off, Elias! No Gianna while I'm talking with my mom.

Susan diam cukup lama sebab merasa empati dengan kondisi anaknya yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya. "Kamu sibuk sekali, ya? Jangan lupa untuk rutin cek kesehatan kamu di akhir bulan sama minum vitamin! Jangan gila kerja sampai kamu makan dan perut kamu sakit lagi. Terus sering-sering pakai baju tebal di luar atau di dalam rumah karena salju mulai turun, udara di luar sana dingin sekali. Mama saja belum keluar selama satu minggu ini."

Whore-ComplexWhere stories live. Discover now