xlix. sacrifice

35.2K 1.6K 861
                                    

Salah satu chapter favorit, jadi Zhe harap bakal ramai karena menurutku chapter ini sangat menjebak. So, please baca baik-baik karena semua paragraf atau kata dibawah ini ditulis secara TIDAK to the point.

Silahkan menerka-nerka maksud dua karakter kecintaan kalian. Yang bener, aku bakal konfirmasi lewat kolom komentar karena kalian itu kelewat pinter! 🤧💘

2 Januari

Dengan rasa kesal dan diikuti oleh erangan, Gianna sekali lagi menatap Elias dari sudut matanya. Pria itu bertingkah aneh sejak mereka bangun pagi ini, Elias mengabaikannya dan tidak sekalipun mencoba melihatnya—walaupun itu bukan sesuatu yang jarang, tapi tetap saja kali ini rasanya berbeda. Gianna yakin pasti ada yang salah dari Elias.

"Sikapmu ini.. will not get you anywhere, El..." Ujar Gianna saat ia akan menyentuh kenop pintu untuk meninggalkan penthouse Elias. Gianna hendak melangkah keluar tetapi menyadari tatapan dingin yang jatuh ke tubuhnya memberinya kekuatan cukup untuk menghadapi Elias sekali lagi. Pria itu duduk dalam diam di kursi bar dapur terbukanya. Gianna juga memperhatikan bahwa selama delapan tahun terakhir—Elias menyukai ruang terbuka, bertentangan dengan kepribadiannya yang sedikit misterius dan psychotic. Elias adalah misteri bagi Gianna, dia merasa bahwa Elias adalah orang asing.

"Katakan sesuatu, Elias!" Jerit Gianna saat ia mulai terganggu oleh ketidakpeduliannya Elias. Mata pria itu terlihat sayu dan cara ia menarik nafas terlihat terlalu lemas untuk manusia yang masih hidup.

Elias menghela nafas sebelum memicingkan mata dengan sinis ke arah Gianna, "Apa yang kau ingin aku katakan? Terima kasih? Maaf? Jangan pergi?"

"Aku memberimu kesempatan untuk berbicara sejak tadi malam, tetapi setiap kata yang keluar dari mulutmu tidak ada artinya—bahkan tidak ada konteksnya!" Gianna berkata seperti ia tengah berbicara dengan anak kecil yang hampir tidak tahu kalimat yang rumit. Ia sadar bahwa Elias cukup defensif dan menjaga emosinya tetap utuh sejak tadi malam, seolah-olah pria itu tengah menyembunyikan sesuatu darinya.

"Kalau begitu, apa yang kau ingin aku katakan?" Tanya Elias sekali lagi. Gianna tidak tahu apakah pria itu memang kelewat bodoh atau berpura-pura karena dia tampak tidak tahu apa-apa di situasi mereka saat ini. Di lain sisi, pria itu juga tampak rentan di mata Gianna, dan hal itu cukup menakutkan mengetahui sikap penuh kontrol Elias.

Gianna mengepalkan jari-jarinya dan mengunci pandangannya ke arah Elias. Pria itu tengah bermain dengan isi kepalanya karena ia tampak begitu inosens, dan hal itu sangat bertentangan dengan seluruh pembawaan, penampilan, dan perilakunya. Gianna bingung karena Elias adalah pria yang tight yang tahu apa yang akan ia lakukan, namun duduk di sana seperti orang tanpa arah sepagi ini membuatnya pusing.

Gianna menghela nafas dan memutar matanya sebelum mendorong tasnya ke lantai, lalu berjalan menuju Elias. "Aku punya satu permintaan."

Elias menggelengkan kepalanya, "aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu jika kau mengakhiri hubungan kita. Kesepakatan tetaplah kesepakatan."

Hubungan kita. Gianna mendengus.

Untuk memulainya semua, memang tidak pernah ada hubungan.

"Aku ingin hidupku kembali."

Elias mengerutkan alisnya, menatapnya. Dia tidak mengerti apa yang Gianna maksud. Dengan matanya yang besar, Elias dengan polos berkata, "kau selalu memiliki hidupmu. Aku tidak pernah mengambil hidupmu, but you will take my life away if you walk out from that door."

Gianna membuka mulutnya, terpana dengan apa yang dikatakan Elias. Apakah semalam pria itu terbentur sampai ia berbicara ngawur? Gianna berpikir dalam hati.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 27, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Whore-ComplexWhere stories live. Discover now