xxvii. epitome of ungodly

13.3K 996 107
                                    

As I promised kalau aku bakal balik di awal Juli karena baru selesai UAS. Selamat membaca dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak kalian beruba vote dan komentar (terutama mau bagaimana Elias dan Gianna di chapter selanjutnya) ❤️

'How far would you go to seek for the last drop of desire you craved the most?' Menjadi satu pertanyaan yang kerap menghantam akal kewarasan Elias saat ini. Dia tahu jawaban yang telah menemaninya selama hampir delapan tahun itu. Jawabannya tentu saja sampai ia benar-benar berhenti terobsesi dengannya, the eight years he spent with her for nothing. Tidak ada orang waras yang mampu mempertahankan perempuan selama delapan tahun tanpa alasan yang jelas—apalagi alasan licik nan keji untuk mempertahankan Gianna-nya, karena Gianna adalah milik Elias Dexter.

Kelelangan pria itu terusik ketika is memutuskan matanya untuk mengarah ke Gianna yang tengah tidur telungkup membelakanginya. Wajah gadis itu miring dengan kedua tangan menahan dadanya agar tidak tercekat di antara kasur empuk miliknya. Penampakan setengah punggung mulus telanjangnya terpajang sempurna untuk Elias pandangi pagi ini sudah menggodanya tanpa melakukan apapun. Hanya ada dan disana untuk menjalani tugasnya sudah cukup untuknya. Eksistensi Gianna sudah cukup memberikan kepuasan untuk jiwa kesetanan Elias.

Lampu kamar yang temaram mendorong keinginannya untuk mengelus punggung dan pundak Gianna yang sedikit kemerahan. Tangan Elias terangkat dan membiarkan kuku-kuku jarinya merasakan kehangatan Gianna yang begitu dekat dengannya. Terlalu dekat hingga rasanya ia ingin mengkuliti Gianna dan membiarkan kulit gadis itu tetap hangat untuk ia sentuh seperti adegan di serial Asylum dari film American Horror Story ketika Johnny Morgan dan psikopat pendahulu—ayahnya—bernama Dr. Oliver Thredson bersikap gila-gilaan karena perempuan dan rela melakukan apapun, minusnya, Elias tidak memiliki mommy issues dan memiliki keluarga yang berada. Ia membiarkan jari tengah dan jari telunjuknya menjalani punggung Gianna bergantian seperti sentuhan lembaran bulu yang lembut sebelum tiba di pundak gadis itu.

Elias menyingkap rambut Gianna yang menutup setengah wajahnya kemudian mengumpulkan gumpalan rambut tersebut dekat bantal sebelum mendekatkan diri sembari menidurkan dirinya disamping Gianna. Tangannya ia bawa melingkari pinggang Gianna dan mengelus tangannya disana, tangannya yang lain masih mengelus pundak Gianna sebelum berpindah ke leher gadis itu. Kedua jarinya ia bawa menyusuri sisi leher Gianna sebelum merasakan detak yang ada disana—tanda bahwa Gianna masih hidup dan dia bisa menyayat leher Gianna jika gadis itu tidak bangun juga.

Elias mengecup letak detakan lemah itu, "bangun." Bisiknya.

Gianna tidak menyahut—hanya mengeluh sembari menggeser badannya menjauh merasa terusik.

"Bangun, baby." Bisik Elias pelan sembari menghebuskan nafas di ceruk leher Gianna.

Gadis itu merengek sebelum membalikkan badannya, malah memudahkan akses Elias ke perut dan payudaranya. Jiwa jahil Elias memaksanya untuk mengelus perut gadis itu sebelum membawanya ke payudara Gianna. Sedikit menyenggol puncak payudaranya beberapa kali sampai gadis itu tidak lagi mengeluh namun melindungi diri dengan lengannya. Elias menyaksikan semuanya, bagaimana kening Gianna berkerut ketika ia menganggu ritual tidurnya, bagaimana Gianna tersenyum kecil ketika ia goda, bagaimana nafas Gianna memberat ketika Elias mencium dan menjilati  daun telinga dan leher belakangnya.

"One kiss to your neck and ears then we fuck." Elias mendekat ke telinga Gianna dan membiarkan lidahnya dan giginya sedikit mengigiti daun telinga Gianna sebelum beralih ke lehernya. Elias mengeluh keras ketika Gianna tidak juga bangun sampai Elias harus naik ke badan Gianna. Membiarkan badan dan kulit lembab—sisa dari kegiatan panas semalaman—mereka bersentuhan. Elias terlalu asik dengan kegiatannya meremas payudara gadis itu sampai tidak menyadari rontakan kecil Gianna di antara ciuman panasnya.

Whore-ComplexWhere stories live. Discover now