First of all, ini terlalu cepat dan aku memang pingin cepat-cepat biar plotnya berjalan daripada stagnan mulu.
Second of all, jangan marah.
Third of all, mending baca aja terus komentar banyak-banyak dan jangan lupa vote, jangan minta double up karena ini udah 4000 words.
Last but not least, happy reading love!
24 Desember.
Butiran salju putih dari langit Perancis tertampang jelas dari refleksi kaca tinggi di jendela. Niatnya untuk menghitung buliran putih kristal tersebut buyar karena terlalu banyak benda putih mungil tersebut jatuh ke tanah dan menghiasi lapangan besar di belakang mansion—belum lagi pohon yang sudah dipenuhi benda mirip serbuk ukuran jumbo itu. Elias dapat merasakan suara angin yang bertiup melalui daun di pepohonan, namun suara tersebut teredam sebab kelelangan lorong dipenuhi alunan musik klasikal live dari ruang santai.
Bersamaan dengan salju berkilau yang memantul di udara dan sesekali menabrakan diri di jendela, Elias menghela nafas penuh rasa ragu dengan beribu pemikiran dan best/worst scenario possible yang menghantuinya. Belum lagi rasa detakan jantungnya berdegup kencang dan ia merasa tangan seperti membeku di kehangatan lorong.
Tatapan Elias terdistraksi ketika atensinya mengarah ke pintu besar yang terbuka kecil itu, memperlihatkan Michael yang tengah tersenyum tenang ke Elias. Tangannya yang terus mengetuk kayu jati megah tersebut berhenti dan melemparkan senyuman penuh keyakinan ke Ayahnya. Pria itu datang di waktu yang tepat untuk mendukung dan mengirimkan kalimat-kalimat suportif yang terkadang menenangkan Elias di kala kegundahan hatinya, sedikit merobohkan maskulinitasnya yang kental di hadapan sosok Ayahnya karena ia butuh Michael.
Agenda hari ini serius dan tahap paling krusial di hidup Elias. Terlalu serius karena ia pikir ia tidak akan pernah tiba di titik ini. Sebab di pemikirannya, ia tengah membayangkan tentang bagaimana dirinya akan melamar Ailen, si Ailen Ginevra. Butuh pertimbangan panjang bersama Michael saat dia menghindari tuntutan Susan dengan segala cara. Setelah perbincangan soal keputusannya, Elias yakin sudah dan hari ini adalah hari sempurna untuk memulai langkah baru di hidup lajangnya. Bertepatan di malam Natal.
He knew it was too fast, too selfish and foolish to begin with remembering his liking when it comes to any serious relationship, however, what he thinks he felt for the past few months is real and genuine. He believes in his decision to get closer to Ailen—and proposing her was the most heavenly decisions.
"Papa..." Bisik Elias sedikit serak karena kurang minum usai makan malam, ia kemudian menyerongkan badan untuk menyambut Michael. Ayahnya itu langsung memegang pundaknya sembari menepuk sisi lengan Elias untuk meluruskan kemejanya yang tanpa ia sadari kusut.
ESTÁS LEYENDO
Whore-Complex
Romance𝐃𝐚𝐫𝐤 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟐 [𝟐𝟏+] ⚠️ 𝘛𝘞: 𝘧𝘰𝘳𝘤𝘦𝘥 𝘪𝘯𝘵𝘪𝘮𝘢𝘤𝘺, 𝘦𝘮𝘰𝘵𝘪𝘰𝘯𝘢𝘭 𝘢𝘣𝘶𝘴𝘦, 𝘷𝘪𝘰𝘭𝘦𝘯𝘤𝘦, 𝘯𝘰𝘯-𝘤𝘰𝘯, 𝘴𝘶𝘪𝘤𝘪𝘥𝘦-𝘳𝘦𝘭𝘢𝘵𝘦𝘥 𝘢𝘤𝘵, 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘱𝘶𝘭𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯, 𝘱𝘰𝘴𝘴𝘦𝘴𝘴𝘪𝘷𝘦𝘯𝘦𝘴𝘴 𝘢�...