37

137 37 16
                                    

"Besok virtual game kan?"

Hyunjoon mengangguk tanpa menatap Heejin, karena matanya yang masih sibuk dengan jurnal itu.

"Kau tidak istirahat untuk persiapan besok?" tanya Heejin lagi dan hanya dibalas dengan gelengan oleh Hyunjoon.

Hal itu membuat Heejin mendecak kesal dan meraih kepala Hyunjoon, lalu memutarnya hingga menatap wajahnya.

"Aku bicara denganmu. Tatap aku dan jawablah dengan kata-kata!"

Hyunjoon merotasikan bola matanya dan menyentak pelan tangan Heejin dari kepalanya, "Vampire tidak butuh istirahat, bodoh!" jawabnya sambil kembali membaca jurnal.

"Kau tahu kan kalau aku membencimu?" tanya Heejin kesal.

"Kalau kau membenciku, kau pasti sudah mengusirku dari sini. Lagipula kau juga membutuhkan bantuanku. Untuk apa kau membenciku?"

Skakmat!

Serius, Heejin selalu kalah jika adu bicara dengan lelaki dingin ini. Membuat kesal saja.

"Oh ya ngomong-ngomong, aku jadi ingat sesuatu..."

"Hm?"

Heejin menatap langit-langit ruang rawatnya, "Soal Dokter Park..."

Hyunjoon yang mulai tertarik dengan topik pembicaraan, langsung menutup jurnal itu dan meletakkannya di nakas. Badannya ia putar hingga menghadap Heejin yang setengah duduk di kasur.

Heejin mulai menceritakan kejadian ketika Chanyeol menanyakan pertanyaan apakah dia sudah sadar sejak lama dan berpura-pura atau memang baru sadar. Lalu menjelaskan kenapa tidak bisa menjawab pertanyaan itu dan meminta waktu 3 hari untuk menjawabnya.

"Jadi maksudmu, Dokter Park bisa saja berada di pihak kita?" tanya Hyunjoon.

"Iya... Karena dia pernah bilang, kalau dia kurang setuju dengan jalan pikir profesor di sini. Bukankah itu tanda kalau dia berada di pihak kita?"

"Bisa jadi. Jadi apa yang akan kau lakukan?"

Heejin mengulum bibirnya, "Selama 3 hari itu, aku akan terus mengamati perlakuan dan perkataan Dokter Park. Jika sudah pasti, aku akan memberitahukannya padamu dan menjawab pertanyaannya,"

"Baiklah. Mari kita tunggu 3 hari itu..."

"Virtual game nya dimana profesor?" tanya Renjun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Virtual game nya dimana profesor?" tanya Renjun.

"War Building. Lebih tepatnya, di atap gedung itu,"

Renjun terkesiap, "Wah... Brarti ada batasan wilayahnya? Kan itu di atap,"

Profesor Choi berhenti berjalan dan berbalik untuk menatap keenam remaja di belakangnya, "Nah ini, untung Renjun bertanya. Kita berhenti dulu sebentar..."

Yang lain pun ikut berhenti, dengan wajah kebingungan serta penasaran.

"Seperti yang sudah kukatakan, virtual game ini akan dilaksanakan di atap War Building. Dan meskipun atapnya luas, tentu ada ukuran tersendiri. Di sinilah bahayanya. Kami tidak memberi tembok virtual pembatas maupun penanda wilayah virtual game. Jadi jika kalian salah melangkah, bisa saja kalian sudah terjatuh dari gedung," jelas Profesor Choi.

"Tunggu dulu! Jadi bisa saja ketika kita sedang berjalan, ternyata di depan kita itu ujung dari atap, dan kita bisa jatuh kapan saja?!" tanya Hyunjin.

[3-4] ATTACK's Series: AFTER ATTACK-BEFORE ATTACKWhere stories live. Discover now