55

117 27 11
                                    

Di saat yang sama...

"Akh... Sialan—ssshhhh..."

Taeyong menggenggam erat perut kirinya yang sudah berlubang dan mengeluarkan banyak darah.

Matanya menatap tajam ke arah dua orang yang berdiri di depannya.

Salah satu dari mereka berjalan mendekati Taeyong dan berjongkok di depannya sambil mengelus pelan pipinya, "Masih hidup rupanya?"

"BAJINGAN KAU! JEON HEEJIN!"

Heejin tersenyum miring dan kembali berdiri, "Apa yang harus kita lakukan padanya Dokter Park?"

Chanyeol bergidik, "Biarkan saja. Dia akan tersiksa dan mati secara perlahan,"

"Ide bagus. Tapi tidakkah satu tusukan di perutnya itu masih kurang?"

"Tambah saja kalau kau mau,"

"Dengan senang hati," kata Heejin.

Heejin kembali berjalan menuju Taeyong sambil mengeluarkan pisau hologramnya. Dia berjongkok di dekat kaki Taeyong dan menahannya supaya tidak bergerak.

Sret!

"AAARRGHHH!!!"

Tubuh Taeyong menggeliat kesakitan ketika Heejin menggoreskan-atau lebih tepatnya, memotong pelan kakinya.

Memang tidak memotong secara keseluruhan, tapi cukup dalam hingga Taeyong bisa merasakan pisau itu menyentuh tulangnya.

"HENTIKAN—AAARRGHHH!!!"

Sret!

"KAU BAJINGAN KEPARAT!" seru Taeyong ketika Heejin kembali memotong di bagian lain.

"Bersabarlah... Ini baru 2 goresan. Dan aku tidak suka angka 2,"

Sret!

"AAAARRRGHHHHH!!!" rintih Taeyong semakin kencang.

Heejin tersenyum mengerikan, "Aku suka angka 7,"

Dor! Dor! Dor!

"Aish... Gangguan apalagi ini?" keluh Heejin.

Perempuan itu berdiri dari posisinya dan memutar tubuhnya. Dia tersenyum puas ketika melihat dua orang yang tengah berlari ke arah mereka sambil mengacungkan senapan mereka.

"Wah! Lihat siapa yang berkunjung! Selamat datang Mark dan Haechan..." sapa Heejin penuh sarkasme.

Chanyeol mulai mengeluarkan senapan hologramnya untuk menghentikan mereka berdua.

"Tidak apa-apa Dokter Park. Mereka juga ingin menikmati pertunjukkannya," kata Heejin.

Chanyeol mengangguk dan memasukkan senapannya. Tapi kali ini, ia mengeluarkan benda lain dan meletakkan benda itu di lantai.

Seketika, muncul dinding hologram yang membuat Haechan dan Mark tidak bisa berjalan lebih jauh.

"Sialan! Protector hologram!" seru Haechan sambil memukul-mukul dinding hologram itu.

"Nah... Sampai mana kita tadi?" kata Heejin sambil berbalik ke Taeyong.

"Hyung! Panggil Hyunjin, Nakyung, dan Eric ke sini! Kita butuh bantuan mereka," kata Haechan.

Mark mengangguk, "Tes. Hyunjin? Kau bisa mendengar suaraku?"

"...B-bisa. Ada apa?"

"Kita butuh bantuanmu di sini—"

Kalimat Mark sedikit terhenti ketika mendengar suara tangisan dan teriakan histeris di seberang sana.

"—Kalian baik-baik saja?" tanya Mark panik.

[3-4] ATTACK's Series: AFTER ATTACK-BEFORE ATTACKWhere stories live. Discover now