01

646 86 8
                                    

Seorang lelaki dengan kacamata bulat, tengah duduk sendirian di taman universitasnya.

Lee Minhyung, tapi dia lebih suka dipanggil dengan nama keinggris-inggrisannya, Mark Lee.

Dia pintar, seluruh universitas mengetahuinya, dan semua dosen menyukainya.

Tapi tidak dengan para mahasiswa di universitas itu. Alasannya sederhana, jealousy.

Tak jarang ia mendengar ejekan, sindiran, dan hal-hal buruk yang ditujukan padanya.

"Yo! Mark Lee!"

Mark sedikit tersentak ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Ia menolehkan kepala sambil membetulkan posisi kacamatanya.

"K-kalian? A-ada apa?"

Dalam hati, Mark merutuki dirinya sendiri karena bicara tergagap-gagap. Tapi siapa yang tidak panik?

Lai Guanlin, Felix Lee, dan Na Jaemin. Berandalan mahasiswa yang dikenal selalu menargetkan seorang Mark Lee.

Tiada hari tanpa mengganggu Mark Lee di hidup mereka. Membuat lelaki blasteran Korea-Kanada itu sengsara, sudah menjadi hobi mereka.

Guanlin berjalan mendekati Mark dengan senyuman yang justru tampak mengerikan di mata Mark. Sementara Jaemin dan Felix berdiri di belakang keduanya.

Lelaki berdarah Cina itu langsung mengambil tempat di samping Mark.

"W-what do you want?" tanya Mark.

"What do you mean Mark? We just wanna say hi to our bestfriend. Is that wrong?" balas Guanlin dengan nada dibuat-buat.

Mark bisa mendengar Felix dan Jaemin yang menahan tawa mereka.

"Leave me alone, Guan!" seru Mark.

Dengan cepat, Mark berjalan pergi menjauhi ketiga lelaki itu. Tapi sepertinya, ia kalah cepat.

Karena tiba-tiba saja, ia merasa kerah belakang kemejanya ditarik dan tubuhnya dihempaskan ke tanah dengan kuat.

Bruk!

"Argh..." rintih Mark pelan.

Ia memegang bagian punggungnya yang terasa nyeri. Tapi kemudian, ia langsung mendongakkan kepalanya ketika melihat Guanlin, Felix, dan Jaemin yang mulai berdiri melingkarinya.

Mark pun melihat sekitarnya dan tampak banyak murid yang mulai berdatangan untuk melihat adegan pembullyan terhadapnya ini.

Oh ayolah, siapa yang tidak mau melihat adegan 'menyenangkan' ini? Apalagi jika korbannya, adalah orang yang mereka tidak sukai.

Grep!

Guanlin menarik kerah baju Mark, membuat wajah Mark terangkat dan langsung berhadapan dengan wajah Guanlin.

"Look at you, Mark. Murid kesayangan semua guru, selalu tampak sempurna, dan teladan bagi semua murid. Cih!"

Plak!

Satu tamparan mendarat mulus di pipi kiri Mark, membuatnya meringis nyeri. Kacamatanya pun sampai terlepas dari wajahnya.

Krak!

Mark membulatkan matanya, ketika Jaemin menginjak kacamatanya hingga benda itu hancur.

"Kami tidak butuh teladan sepertimu. Lemah, cupu, miskin!"

Plak!

Sekarang pipi kanannya yang menjadi sasaran tangan Guanlin. Mark ingin menangis rasanya. Tapi kalau ia menangis, ia pasti akan semakin dipermalukan.

[3-4] ATTACK's Series: AFTER ATTACK-BEFORE ATTACKWo Geschichten leben. Entdecke jetzt