07

58 12 2
                                    

HELLO PEOPLE :D

Hingga ia mencapai panti asuhan pun, pikirannya masih terus berpacu dengan perkataan Doyoung tadi saat di toilet

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hingga ia mencapai panti asuhan pun, pikirannya masih terus berpacu dengan perkataan Doyoung tadi saat di toilet.

"G-gue cuman berusaha jadi adek yang baik ke kakak baru gue!"

"O-orangtua gue baru aja ngadopsi 3 anak dari panti asuhan dan mereka jadi kakak gue sekarang—"

Aneh? Tentu saja!

Kenapa waktunya bertepatan sekali dengan waktu saat Irene, Jisung, dan Lay diadopsi waktu itu? Hanya kebetulan atau apa?

Sruk!

"Whoops! Watch out..."

Taeyong tersadar dari lamunannya ketika ia tanpa sengaja, nyaris menyenggol seseorang.

"Wendy! Maaf..."

Wendy tertawa pelan, "Nggak papa. Mikirin apa sih sampe ngelamun gitu?"

"Hmm ya adalah pokoknya. Makan siang udah?"

"Udah. Langsung aja sana. Yang lain udah makan duluan tadi,"

Taeyong mengangguk dan berjalan melewati Wendy. Masih dengan pikirannya soal Doyoung dan kalimat lelaki itu tadi.

Ck! Ini tidak baik untuknya. Dia harus segera mencari tahu lebih lanjut.

Setelah meletakkan tas, mengganti baju, dan membersihkan diri, Taeyong segera berlari menuju ruang makan. Dia harus bergegas jika ingin mencari tahu semua ini.

Sruk!

"Eh! Astaga... Lee Taeyong, jangan berlari!"

Taeyong mendongak dan melihat ibu panti mereka yang tengah membawa beberapa dokumen di tangannya.

"Ibu! Maaf, aku... terburu-buru ke ruang makan. Aku sudah lapar. Hehe..."

Ibu panti mereka menggeleng heran, "Ya sudah. Lain kali jangan berlari ya... Aku tidak ingin kau terjatuh,"

"Iya bu. Oh iya bu,"

"Ya?"

"Setelah aku makan siang, bolehkah aku bicara dengan ibu sebentar?"

"Setelah aku makan siang, bolehkah aku bicara dengan ibu sebentar?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mobil hitam mewah itu memasuki sebuah halaman rumah luas nan megah. Bahkan membutuhkan waktu sekitar 30 detik untuk mencapai pintu utamanya.

"Sudah sampai tuan muda—"

"Aku tahu! Tidak perlu kau beritahu pun aku juga tahu!" bentak lelaki itu.

Pria yang ada di bangku kemudi itu menatap sekilas ke arah lelaki yang duduk di bangku belakang. Sepertinya sedang dalam mood yang tidak baik.

"Kendalikan emosimu Kim Doyoung. Tuan besar sedang ada di rumah sekarang—"

"Kenapa?" tanya Doyoung bingung.

Ayahnya itu tidak pernah berada di rumah sebelum jam 9 malam saking sibuknya. Jadi kejadian ayahnya sudah ada di rumah di siang hari, benar-benar sangat langka.

"Untuk beberapa hari ke depan, tuan besar juga akan mengambil cuti. Tentunya beliau tidak ingin memberikan kesan pertama yang buruk untuk anggota keluarga baru kan?"

Doyoung mengerjapkan matanya beberapa kali. Anggota keluarga baru? Apa maksud—OH!

Lelaki itu mendecak kesal, "Sudah kuduga,"

Pria tadi tertawa kecil, "Mereka sudah menjadi kakak anda, tuan muda... Jangan seperti itu,"

"Mereka hanya anak dari panti asuhan yang haus perhatian! Aku tidak akan pernah menganggap mereka sebagai kakak!" balas Doyoung kesal.

Jujur dia merasa sedikit sedih, mendengar fakta bahwa ayahnya mengambil cuti hanya untuk mendekatkan diri dengan anggota keluarga baru mereka.

Bahkan ayahnya tidak pernah mengambil cuti di hari ulangtahunnya...

"Baiklah baiklah... Nah sekarang, kita benar-benar sampai. Anda bisa turun dengan hati-hati dan semoga hari anda menyenangkan!"

Doyoung menghela nafasnya pelan dan meraih ranselnya, "Terimakasih Jung dan semoga harimu juga menyenangkan..."

Pria yang dipanggil Jung itu tertawa pelan ketika melihat anak dari bos nya itu turun dari mobil dengan lesu.

Bekerja bersama keluarga Kim, bahkan sejak sebelum Kim Doyoung lahir di keluarga itu, membuat Jung menjadi salah satu pekerja yang paling dipercaya oleh Doyoung sendiri.

Bahkan Doyoung berani bilang kalau dia sendiri jauh lebih dekat dan nyaman bersama Jung daripada bersama keluarganya sendiri.

"Nanti sore ingin ke pantai?"

Doyoung yang hendak menutup pintu mobil, langsung mendongakkan kepalanya cepat. Matanya tampak berbinar bahagia.

"AYO!"

Jung tertawa lagi, "Baiklah... Kalau begitu kau harus berjanji padaku untuk tetap tersenyum dan menghargai kakak-kakakmu—"

"Aish!"

"—atau kita tidak akan pernah ke pantai atau pergi ke tempat lain lagi," ancam Jung.

Doyoung mendecak kesal, "Terserah!"

Dan kali ini Doyoung benar-benar turun dari mobil, namun dengan sebuah senyuman tipis di wajahnya.

Setidaknya ia tahu bahwa dia tidak akan pernah benar-benar sendiri di rumah ini.

Semua orang punya struggle masing-masing, bahkan orang yang dianggap "jahat" sekalipun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semua orang punya struggle masing-masing, bahkan orang yang dianggap "jahat" sekalipun.

HEHE HALOOO APA KABAR KALIAN :D

Habis ini tebak siapa yang bakal baikan trus malah jadi temen <( ̄︶ ̄)>

Thx for ur support, jaga kesehatan, and be happy always ^^

[3-4] ATTACK's Series: AFTER ATTACK-BEFORE ATTACKWhere stories live. Discover now