44

144 32 25
                                    

Aku salut sama kalian yang masih mau baca sampe chapter ini :)

Warn!!! This could be the longest chapter I've ever made. But please, kalian harus merhatiin chapter bener-bener. Setidaknya bacalah ketika kalian dalam mood untuk membaca cerita ini.

Author udah sering tebar clue dimana-mana, berharap kalian bisa memberi respon dengan komentar dan berteori. Tapi nggak ada yang respon :) entah emang nggak ada yang sadar, sadar tapi nggak komen, atau cuman sekedar scroll tanpa baca ceritanya :')

Happy reading anyway~

"M-mereka tidak akan menertawakanku kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"M-mereka tidak akan menertawakanku kan?"

"Tidak Nakyung, tenang saja... Kita buka pintunya ya?"

Tangan Nakyung seketika gemetar. Sebenarnya ia juga sudah meyakinkan diri sendiri bahwa tidak akan ada yang menertawakannya setelah melihat kondisinya seperti ini. Tapi kenapa ia tetap merasa takut?

Heejin tersenyum tipis dan memegang pelan tangan Nakyung, "Tenang saja... Mereka yang masih memiliki kekurangan, sama sekali tidak pantas untuk menertawakan keadaanmu,"

Nakyung mengangguk ragu dan menggenggam erat tangan Heejin, "Jangan tinggalkan aku ya?"

"I won't. Haechan, katakan pada Hyunjin kalau mereka sudah boleh masuk,"

Haechan yang berdiri di dekat pintu pun mengangguk dan membuka pintu itu sedikit. Samar-samar terdengar suaranya yang memperbolehkan orang di luar untuk masuk ke dalam.

Ketika orang pertama mulai memasuki ruangan itu, tangan Nakyung kembali gemetar hebat. Heejin sontak mengeratkan genggamannya dan meraih selimut yang sudah menutupi setengah tubuh perempuan itu.

"Rapatkan selimutmu jika kau masih merasa takut, oke?" kata Heejin yang dibalas anggukan oleh Nakyung.

Beberapa orang yang lain mulai menyusul untuk masuk ke dalam. Sebagian di antaranya sudah sering mereka lihat wajahnya, tapi ada juga yang masih asing.

"Park Gowon!" seru Heejin bersemangat ketika melihat salah satu temannya itu.

Gowon tersenyum dan berjalan mendekati Heejin, "Hei! Rasanya sudah lama sekali kita tidak bertemu,"

"Aku benar-benar merindukanmu! Siapa yang mengajakmu ke sini?"

"Siapa lagi?"

Gowon mengalihkan pandangannya pada seorang lelaki bermata sipit yang baru saja masuk. Heejin tersenyum ke arah lelaki itu.

"Akhirnya momen ini datang juga. Kau sudah siap menceritakan semuanya?"

Heejin mengangguk, "Tentu saja Hyunjoon. Terimakasih juga sudah mengajak Gowon dan yang lain,"

"My sister!"

Seorang lelaki dengan logat khas yang baru saja masuk itu, langsung berlari mendekati Nakyung. Ketika dia melihat perempuan itu, seketika ia langsung menangis dan memeluk Nakyung.

[3-4] ATTACK's Series: AFTER ATTACK-BEFORE ATTACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang