16

289 53 39
                                    

"Kaulah yang mengendalikan kekuatanmu Mark. Bukan kekuatanmu yang mengendalikan dirimu!"


Mark semakin memejamkan matanya. Ia ketakutan dan ia tidak bisa menghilangkan pikiran yang membuatnya panik saat ini.

"Mark hyung! Fokus dan kendaliin pikiran lo!" seru Renjun.

Kali ini ia tidak bisa mendekati Mark dan menenangkan lelaki itu. Karena Mark sendiri ditahan dalam White Room dan Renjun hanya bisa melihat Mark dari kaca transparan.

"Profesor! Lakukan sesuatu. Mark hyung mulai kelelahan!" seru Renjun pada Profesor Choi.

Profesor Choi menggeleng lesu, "Kita tidak bisa melakukan apapun. Hanya dia yang bisa mengendalikannya,"

"Tapi dia bisa mati!"

"Tenangkan dirimu Huang Renjun. Dia pasti bisa melakukannya," kata Profesor Choi.

Renjun mendecak kesal. Tangannya gemetar tidak nyaman. Ia ingin sekali berlari masuk ke dalam ruangan itu dan membantu Mark.

Tapi, angin yang dihasilkan Mark benar-benar kuat. Dapat dilihat dari force gauge di tangan Profesor Choi, kekuatan Mark mencapai persentase 78%.

Sesekali, mata Renjun melirik ke arah tombol yang dapat membuka pintu White Room.

Pikirannya sedang beradu. Haruskah ia masuk dan mengambil resiko?

"Profesor, kira-kira seberapa besar dampak yang didapat jika seseorang masuk ke dalam?" tanya Renjun.

"Cukup besar. Jika tidak berhati-hati, bisa membuatnya merasa kelelahan untuk waktu yang lama," jawab Profesor Choi sambil menatap force gauge yang menampilkan angka 80%.

Renjun mengangguk, "Hanya kelelahan kan?"

Profesor Choi menatap Renjun bingung, "Apa maksudmu—HUANG RENJUN!"

Dengan segera, Renjun memencet tombol untuk membuka White Room dan memasuki ruangan itu.

Segera saja, angin yang sangat kuat menerpa tubuhnya. Saat ia hendak berjalan maju, tubuhnya terhempas ke tembok di belakangnya.

Hal itu terjadi berulang-ulang, membuat dadanya terasa sesak dan telinganya berdengung.

"MARK HYUNG!" teriak Renjun sekuat tenaga.

Renjun bisa merasakan, angin itu sedikit melemah. Maka dengan cepat ia berlari ke arah Mark dengan langkah tersendat-sendat.

"Mark hyung! Ini gue! Renjun! Sekarang dengerin gue dan fokus sama kekuatan lo!" kata Renjun.

Kerutan di dahi Mark semakin jelas, tapi Renjun yakin kalau Mark bisa mendengar suaranya tadi.

"Lawan pikiran yang bikin lo takut hyung. Denger, dosen lo nggak akan marah kalo lo telat! Lo anak kesayangannya!"

Dan angin itu sedikit melemah. Renjun pun tersenyum lega.

"Lo orang yang baik hyung. Gue tahu lo nggak bakal nyakitin orang lain dan orang lain nggak pantes buat nyakitin lo,"

Angin itu semakin melemah dan sekarang Renjun tahu bagaimana cara untuk menenangkan Mark.

"Guanlin dan yang lain mbully lo karena mereka iri sama lo hyung! Mereka cuman mau temenan sama lo, tapi mereka nggak tahu cara ngomongnya!"

Langsung saja, angin itu benar-benar berhenti. Renjun pun tersenyum bangga.

Sementara Mark, perlahan ia membuka matanya dan melihat ke sekitarnya. Hal pertama yang ia lihat adalah Renjun.

[3-4] ATTACK's Series: AFTER ATTACK-BEFORE ATTACKWhere stories live. Discover now