58

153 28 8
                                    

Mark menatap miris ke arah sekelompok ATCKers yang sudah berkumpul di dekat gerbang depan ATTACK Corporation.

Memang sudah menjadi bagian dari rencana mereka untuk berkumpul di sana setelah tugas masing-masing selesai.

Keadaan mereka semua jauh dari kata baik-baik saja. Tapi lebih dari itu semua, dari sekian ATCKers yang bergabung dalam rencana ini, terhitung hanya 20an yang tersisa.

Lalu berapa banyak yang gugur?

Gowon yang melihat kehadiran mereka, langsung bangkit berdiri dan menghampiri Nakyung yang dipapah oleh Haechan.

"Syukurlah kalian baik-baik saja. Eric? Heejin...?"

Haechan dan Nakyung hanya terdiam mendengar pertanyaan dari Gowon. Mereka sendiri bingung bagaimana cara untuk menceritakan kejadian tadi.

Gowon terkesiap, "Oh! Jangan bilang..."

"Eric. Tapi tidak untuk Heejin. Ada sesuatu yang harus kami katakan mengenai Heejin dan yang lain. Tapi kita tunggu Renjun, Guanlin, Jeno, Hyunjoon, dan Profesor Choi dulu," jawab Haechan.

"Apa? Jeno dan Hyunjoon sudah kembali? Lalu Profesor Choi? Astaga... Sebanyak itukah yang sudah kami lewatkan?" tanya Gowon bingung.

Haechan berjalan melewati Gowon untuk membantu Nakyung duduk, "Lebih dari yang kau kira,"

"Pasti ada di sekitar sini! Aku masih ingat rekaman itu menyebutkan bahwa core terakhir ada di bawah tanah Werewolf Territory juga!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pasti ada di sekitar sini! Aku masih ingat rekaman itu menyebutkan bahwa core terakhir ada di bawah tanah Werewolf Territory juga!"

"Sabar Guanlin... Tetap tenang dan jangan terburu-buru," kata Hyunjoon.

"Eh tunggu! Keliatannya gue denger suara!" kata Renjun.

Yang lain langsung diam untuk ikut mendengarkan suara yang dimaksud Renjun.

"Oh iya iya! Aku juga dengar!" kata Jeno.

"Arah sana! Ayo!"

Mereka langsung berlari ke sumber suara itu. Tapi semakin dekat mereka dengan sumber suara, hawa di sekitar semakin bertambah panas.

"AAARGHH!!!"

"Itu suara Profesor Choi! Pasti core nya ada di situ!" seru Guanlin.

Mereka berusaha melawan hawa panas yang semakin menusuk kulit dan terus berlari menuju sumber suara.

"Di sini!" kata Renjun sambil menunjuk pintu baja di depan sana.

Jeno mempercepat langkahnya menuju pintu baja itu dan mencoba membukanya, "PROFESOR CHOI?! KAU DI SANA?! PROFESOR CHOI!!!"

Guanlin dan Renjun yang baru tiba, langsung membantu Jeno untuk membuka pintu baja itu.

"Ashh... Aku tidak kuat! Ini terlalu panas!" teriak Hyunjoon.

[3-4] ATTACK's Series: AFTER ATTACK-BEFORE ATTACKWhere stories live. Discover now