47

143 28 13
                                    

Jeno terus membolak-balikkan halaman buku jurnal di tangannya. Terhitung sudah lebih dari 5 kali dia membaca jurnal itu berulang-ulang.

Meskipun dia sudah mengatakan bahwa teorinya soal kehidupan immortal tidak benar, entah kenapa dia masih percaya kalau teori itu bisa jadi benar.

Ngomong-ngomong dia sendirian di Library sekarang ini. Tadi Heejin dan Hyunjoon dipanggil oleh Jaehyun. Katanya yang lain ingin minta maaf pada mereka.

Tapi karena Jeno merasa ia tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian itu, ia memilih untuk pergi ke Library.

Bruk!

Jeno berjengit dari kursinya ketika seseorang meletakkan sebuah buku di depannya. Dia mendongakkan kepalanya.

"Taeyong hyung! Kau tidak perlu meletakkannya sekeras itu!" protes Jeno.

Taeyong tertawa kecil, "Maaf maaf,"

"Bukankah kau ingin minta maaf pada Heejin? Kenapa kau di sini?"

"Baru saja selesai kok. Yang lain juga sudah kembali dengan aktivitas masing-masing," jawab Taeyong.

Jeno mengangguk-ngangguk paham, "Sekarang kau sudah sadar dengan apa yang kukatakan kan?"

"Sudah. Kau benar. Seharusnya aku tidak menyangkutkan kehidupan lama dengan yang sekarang. Oh iya, ini..."

"Apa ini?" tanya Jeno sambil menerima buku yang disodorkan Taeyong.

"Jurnal milik Lee Taeyong di masa lalu,"

Jeno menggeser sedikit jurnal milik Jungkook dan mulai membuka jurnal milik Taeyong.

"Kau sudah membaca semuanya?" tanya Jeno.

Taeyong mengangguk, "Sudah. Jujur aku kesulitan untuk memahami alur jurnal itu. Karena ternyata, Taeyong di masa lalu itu benar-benar jenius!"

"Apa maksudnya?"

"Dia bisa membuat mesin waktu. Dengan mesin itulah, dia bisa bertemu dengan adik-adiknya. Dengan Mark Lee, Lee Haechan, Lee Nakyung, dan Lee Jeno,"

"Oke... Kalau itu mungkin aku sudah sedikit tahu,"

Taeyong tertawa kecil, "Kalau kau ingin membaca jurnal itu, lebih baik dalam keadaan sadar dan bugar. Supaya kau lebih paham maksudnya,"

Jeno mengangguk, "Aku akan mulai membacanya sekarang,"

"Silakan... Bolehkan aku membaca jurnal itu? Yang itu milik Jeon Jungkook kan?"

Jeno kembali mengangguk dan menggeser jurnal itu ke hadapan Taeyong. Sekarang keduanya dalam kondisi diam dan fokus untuk membaca jurnal.

Benar-benar tidak ada suara selama 1 jam di sana.

Srak!

"...Mhm lalu—eh? Jeno!"

"Hm?"

"Kau sudah membaca jurnal ini secara lengkap kan?" tanya Taeyong.

Jeno mendongak, "Iya. Kenapa?"

Taeyong menunjukkan jurnal itu kepada Jeno, "Ada beberapa lembar yang robek. Entah disengaja atau tidak,"

"Hah?"

"Hah?"

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
[3-4] ATTACK's Series: AFTER ATTACK-BEFORE ATTACKOù les histoires vivent. Découvrez maintenant