Part 53

3.1K 155 98
                                    

Vote dulu sebelum membaca ya...

So ayuk komen yang banyak,,, tiap baris komen pun boleh kok. Jujur baca komen kalian bikin mood aku naik, serasa cerita ku di apresiasi 😊

Happy Reading...

Angin sepoi-sepoi menerbangkan surai gadis itu, mata nya sedang fokus melihat ke arah manusia di depannya ini.

"Ngapain lo ngajak gue ke sini?" tanya Syakila tajam. Mereka sekarang sedang berada di taman belakang cafe yang mereka duduki, Rafael yang membawanya.

"Lo beneran mau jadian sama Andre?" Rafael balas bertanya.

"Kalau iya kenapa? Masalah? Gak kan?" cetus Syakila.

"Gue perlu jawaban iya apa gak?" tanya Rafael agak menyentak.

Syakila memutar matanya malas. "Iya! Puas?"

Rafael tercengang, setelah itu dia langsung merubahnya. Dia tertawa, tawa yang terdengar mengerikan. "Wow, jadi lo udah bisa move on?" tanya Rafael meremehkan.

Syakila mengerjap matanya pelan, tidak mengerti dengan Rafael. Tapi mendengar pertanyaan Rafael yang seperti meremehkan itu, Syakila terkekeh. "Udah dari pertama lo ninggalin gue!" jawab Syakila sarkas.

Rafael mengepalkan tangannya kuat. Bukan itu jawaban yang dia harapkan. "Bagus lah, jadi gak ada penghalang lagi antara hubungan gue sama Safina," tekan Rafael.

Plakk

"Dengar ya! Gue bukan penghalang sialan! Gue gak pernah ngerusak hubungan siapa siapa. Dan apa tadi penghalang hubungan lo sama Safina? Ouh jadi sekarang kalian udah bersama? Oke pelakor dengan pecundang. Sangat mengesankan!"

Mata Rafael memerah, pipinya masih tertoleh ke samping. Asal kalian tau tamparan Syakila tadi sangat keras, bekas tamparan itu masih terlihat jelas di pipi Rafael.

"Lo munafik! Cukup sekali gue terjerat dengan orang kek lo, awalnya gue terlalu bodoh memahami kedekatan kalian! Gue selalu diam liat lo berdua, gue diam! Tapi entah kenapa sekarang kalian malah ngelunjak. Alesan sahabat? Dia butuh lo? Oke gue ngerti. Mungkin kalau gak ada lo dia mungkin mati ya. Gak papa gue ikhlas berbagi kok. Tapi mungkin sifat baik gue lo manfaatin atau dia yang manfaatin, entahlah gue gak peduli."

"Dan sekarang gue dan lo udah clear! Gak akan ada lagi kita antara gue dan lo! Jadi stop ngurusin hidup gue!" pekik Syakila. Dia terlalu geram dengan Rafael. Saat Rafael hendak menjawab tiba-tiba suara seseorang memenuhi pendengarannya.

"Rafael! Ternyata di sini aku tadi nyari kamu, kata teman kamu, kamu di sini, yaudah aku ke sinii. Eh ternyata ada Syakila,"seru Safina yang berjalan dengan masih tertatih-tatih.

"Wah! Pelakor di sini? Masih dengan aksi drama queen lo yak, bagus deh!  Jadi gue bisa bongkar niat busuk lo!" ujar Syakila sinis.

"Syakila lo ngomong apa sih? Kenapa lo malah ngelantur?" hardik Rafael. Safina  merapatkan dirinya dengan Rafael. Dengan tampang berpura-pura syok.

"Lo bilang ngelantur? Woi! Sadar lo itu sekarang kek orang bego, gue aja sempat gak kenal sama lo yang ini. Lo mau aja di bodohin sama sahabat bermuka dua lo itu!"

"Maksud lo?" Rafael menatap Syakila tidak mengerti.

"Lo gak tau? Safina itu pura-pura pincang, dia pura-pura sakit!" Safina menggeleng tidak percaya, dia melihat ke arah Rafael dengan sorot terluka.

"Syakila! Lo jangan asal ngomong! Jangan fitnah!" Rafael menatap Syakila tajam. Dia melirik ke arah Safina yang sudah menangis.

"Apa? Lo gak terima gue ngatain selingkuhan lo? Lo terlalu naif, lo terlalu bodoh, atau buta sampai sampai kebenaran yang ada di depan lo, gak bisa lo lihat!"

SYAKILA Where stories live. Discover now