part 33

1.2K 107 32
                                    

Hy gees Rafkil balik lagi..
Kuy baca dan jangan lupa vote yakk..

SERBUUUU  DENGAN KOMEN KALIAN YAKK.

HARAP koreksi kalau ada typo..

Happy Reading...

"17 Agustus tahun 45
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya Indonesia
Merdeka sekali merdeka tetap merdeka....
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia setia setia Aaaaa..."Bima bernyanyi kencang dengan suara kreseknya.

Mereka sekarang berada di bawah pohon di deket sekolah. Hari ini sekolah mereka ikut melaksanakan acara 17 Agustus tapi tidak dengan empat cowok ini.

"Woi Bim suara lu cempreng banget kayak kaleng rombeng," ledek Bagus.

"Mending lo diem dah!" suruh Dicky.

"Wah wah! Lo berdua gak tau apa? Hari ini hari 17 Agustus," seru Bima

"Tau!" Serentak mereka menjawab.

"Makanya gue nyanyiin lagu ntu," sahut Bima.

"Yaudah jangan di sini mending sana gih! Lu ikut penaikan bendera noh," tunjuk Bagus ke arah rombongan yang menaiki bus untuk pergi kelapangan yang di adakan acara tersebut.

"Ogah gue, panas panasan. Mending di sini gue adem," ujar Bima mengibaskan tangannya.

Kedua temannya menatap jengah ke arah Bima tapi tidak dengan Rafael yang tadi celingak celinguk mencari seseorang.

"Cari siapa lo Raf?"  tanya Dicky yang menyadari kelakuan Rafael.

"Nggak ada," ujar Rafael singkat.

"Elah, lo mah kayak gatau aja, ya pasti nyari pawangnya dong," seru Bima menatap Rafael dengan senyum andalannya.

"Siapa pawangnya nih?" tanya seseorang dari arah belakang mereka. Sontak semua menoleh ke arah suara tersebut.

"Eh Devi ngapain di sini? Gak ikut 17 Agustus lo?" tanya Bima.

"Nggak, pasti gak seru," jawab Devi sambil duduk di samping Rafael.Woi udah punya pawangnya jangan deket deket! .

"Lah?  Emang kenapa?" tanya Bima lagi.

"Gak da Rafael lah," seru Devi sambil menatap Rafael.

"Njirr, gue baper nih!" seru Bima lantang.

"Busett Rafael yang dibilang kenapa jadi lo yang baper bego?" Bagus menoyor kepala Bima geram.

"Lah tadi gue yang nanya," ujar Bima menunjuk diri sendiri.

"Tapi jawabannya bukan elu setan!" geram Bagus.

"Iya iya jangan ngegas gitu dong," ujar Bima.

"Lu berdua bisa diam ga sih?" Rafael menatap tajam mereka berdua. Bima dan Bagus yang ditatap begitu langsung kicep.
Sayang nyawa atuh.

"Raf mending lu nelpon deh, daripada lu dari tadi gak tenang," ujar Dicky melenceng dari pembahasan.

"HP gua mati, habis batre" sahut Rafael.

"Elah pake alasan habis batre segala, bilang aja gak ada pulsa lo!" sanggah Bima reflek.

"Ups! Sorry bos kelepasan," Bima langsung menutup mulutnya kala Rafael menatap dirinya seolah ingin memakannya hidup hidup.

"Makanya kalau ngomong tuh dikontrol, masak lu bilang anak Sultan gak ada pulsa, sarap lu?" ujar Bagus terkekeh.

"Iya Iya khilaf gue," Bima cengengesan.

SYAKILA Where stories live. Discover now