Part 35

1.4K 118 41
                                    

SEBELUM BACA HARAP DI VOTE DULU YA SAY..
BERARTI BANGET LOH BUAT AUTHOR!
Happy Reading..

Pagi sekali Syakila sudah siap dengan seragam sekolahnya, Syakila sekarang sudah ada di bawah. Kedua orang tuanya menatap Syakila heran termasuk satu orang yang dari tadi menautkan kedua alisnya melihat Syakila.

"Tumben awal dek?" tanya Kevin heran. Biasanya dia paling telat dan itu pun dengan berbagai ketukan dan semprotan darinya.

"Ah... Nggak, pengen datang awal aja." Jawab Syakila sambil tersenyum.

"Berangkat sama siapa dek? Mau gue antar?" tanya Kevin lagi.

Syakila lantas menggeleng, "aku berangkat sama Rafael," Dan Syakila pun berjalan menuju keluar.

Sesampainya di depan Syakila duduk di depan teras menunggu Rafael. Sudah setengah jam menunggu tapi tidak ada tanda-tanda Rafael akan datang. Syakila termenung sendirian di depan. Tidak ada kabar yang di dapatnya. Ia mulai khawatir tidak pernah sekalipun Rafael telat menjemputnya. Selalu dia yang awal dan akhirnya menunggu lama Syakila.

Lantas sekarang Rafael di mana, apa terjebak kemacetan? Pikiran Syakila mulai menerawang memikirkan. Ia khawatir akan terjadi apa apa. Syakila menelfon Rafael tapi tidak ada satupun yang diangkat. Semua hal-hal yang mengerikan memenuhi saraf otaknya.

"Loh lo belum berangkat juga dek?" tiba-tiba Kevin sudah ada di depannya.

Syakila kaget dan langsung memukul Kevin, "lo ngangetin aja!" gerutunya seraya mengelus dada.

"Iya maaf, tapi lumayan sakit sih ini pala gue cenat cenut," Kevin mengusap kepalanya.

"Maaf, lu sih Bang" Syakila merubah raut khawatir.

"Yaudah lo kenapa belum berangkat, si Rafael belum datang?" tanya Kevin melupakan nyeri di kepalanya.

Syakila lantas menggeleng sedih "Belum nih bang, gatau tuh. Tembenan kek gini," Syakila mengecek HP nya.

"Emang kemana tuh anak?" Kevin bertanya. Dia juga agak heran biasanya Rafael selalu awal malah dia yang selalu menunggu Syakila siap siap.

Syakila hanya diam, dia juga tidak tau Rafael kemana. Ia takut terjadi apa apa padanya. Memikirkan itu saja membuat dadanya bergemuruh hebat. Ia sangat khawatir.

Banyak chat yang sudah Syakila kirim sejak tadi, dan semuanya hanya tercentang satu pertanda Rafael tidak membuka aplikasi WA ataupun tidak memegang HP. Bisa saja begitu. Syakila berusaha berpikir positif tapi tidak bisa pikiran nya sudah berkelana kemana mana.

"Udah dek jangan memikirkan yang tidak tidak, bisa jadi dia sedang sibuk" ujar Kevin seolah tau apa yang Syakila pikirkan.

"Hemm mungkin," Syakila menyakinkan diri sendiri. Ya mungkin saja bener Rafael sedang sibuk, tapi Sesibuk-sibuknya Rafael dia tetap akan memberi kabar. Huff! Syakila menarik napas. Positif thinking Syakila!  Batin Syakila dalam hati.

"Yaudah ayok gue antar," ajak Kevin.

Tidak ada pilihan lain, daripada telat menunggu Rafael yang tak jelas dimana, akhirnya syakila mengikuti Kevin.

*****

Sesampainya di depan gerbang sekolah syakila langsung turun setelah berpamitan dengan abang nya. "Semangat dek, gue pulang dulu, awas jangan nakal lo!" peringat Kevin sambil tersenyum geli.

Syakila hanya merespon dengan tatapan malas. Ia melangkah memasuki area sekolah. Syakila berbelok ke kanan untuk ke parkiran, tujuannya sekarang yaitu mencari seseorang yang dari tadi membuat dirinya khawatir setengah mati. Berharap Rafael di sana dengan teman-temannya.

SYAKILA Donde viven las historias. Descúbrelo ahora