Part 38

1.6K 121 56
                                    

Haii...semoga Masih betah main disini.. 🤗
Jangan lupa vote and komen ya gess.
Mohon koreksi kalau ada typo..

Happy Reading.

Tidaklah semua ekspetasi sama dengan realita kita. Waktu akan berubah begitu pun dengan manusia yang pasti akan berubah dengan sejalanya waktu.

Hubungan yang dulunya Syakila pikir akan indah, hubungan yang coba dia bangun dengan penuh kepercayaan kini hancur, orang yang menghancurkan pun adalah orang yang Syakila percaya tidak akan pernah menyakitinya.

Syakila sekarang berada di kamarnya, keadaannya sekarang sangat lah kacau. Apalagi kamarnya yang sekarang di penuhi tisu dimana mana. Air matanya keluar bagaikan air terjun yang tidak pernah hentinya. Hati syakila sesak mengingat kejadian tadi siang. Rafael yang selalu dipercayanya sekarang mengkhianati dirinya, kenapa ini harus terjadi disaat Syakila sudah benar-benar sangat menyanyangi Rafael?

Kring kring

Syakila menoleh saat mendengar iPhone nya berbunyi.
50 Messages, 20 call

Apakah kalian berpikir itu Rafael? Dia akan meminta maaf dan menjelaskan?
Tidak! Kenyataannya Rafael sampai sekarang Rafael tidak melakukan hal tersebut. Rafael pasti tidak memikirkan Syakila, bagaimana keadaannya?

Syakila menghapus air matanya kasar mengabaikan iPhone nya yang dari tadi berbunyi. Bukan orang itu yang sekarang Syakila harapkan, tapi Rafael. Syakila mengabaikan semua pesan, dan lagi sejak tadi pintunya tidak henti henti di ketuk dari luar oleh Kevin dengan segala macam pertanyaan dan ancaman kalau tidak membukanya. Tapi syakila tidak mengindahkan diam tetap diam di tempat menangisi orang yang saat ini belum tentu mengingatnya.

"Syakila buka pintunya, atau gue dobrak nih!" Suara kevin dari luar. Ternyata dari tadi abangnya belum juga menyerah dan pergi.

Syakila memijit keningnya, dia langsung berdiri dan berjalan ke arah pintu.

"Lo kenapa, lama bang- eh buset njerr kenapa kamar lo banjir tisu?" tanya Kevin sambil melihat seluruh kamar Syakila.

"Kasian kamar gue terakhir bersih banget yaudah gue banjirin tisu" jawab Syakila acuh tak acuh.

Kevin melongo mendengar jawaban Syakila yang sangat sangat gila. " Lo gak waras ya dek, lo sakit?" Kevin menyentuh kening Syakila yang langsung ditepis kasar olehnya.

" Apaan sihh lu, lebay banget!" Syakila duduk di atas ranjangnya.

"Mata lo sembab dek, lo habis nangis kan?" tanya Kevin menaikkan alisnya.

"Kepo lo, udah sana keluar! Gue mau mandi," usir Syakila sambil mendorong abangnya keluar.

"Mau kemana?" tanya Kevin yang sudah sampai di depan pintu kamar Syakila.

"Keluar! Udah sana."

Bukkk

Syakila langsung menutup pintu kamarnya kasar tidak peduli bahwa Kevin masih ada di depan pintunya. Di depannya Kevin menggeleng kepalanya.

"Bangke banget gue punya adek ya ampun..." ujar Kevin memegang dadanya.

****

Di sisi lain Rafael tidak bisa tidur. teringat tentang kejadian tadi siang di rumahnya. Rafael padahal tidak ingin memberi tahu Syakila dulu tapi Safina sudah mengatakannya tadi. Rafael tidak tahu apa Safina sengaja atau tidak. Yang jelas Rafael sangatlah takut dan resah sekarang.

Rafael takut Syakila menjauhinya, Rafael tidak ingin kehilangan Syakila, tapi Rafael tidak bisa berbuat apa-apa ini adalah kemauan Omanya yang dari kecil sudah menjodohkan dirinya dengan Safina dan kedua orang tuanya belum tau itu. Safina adalah teman sedari kecilnya, mereka selalu bermain bersama karena rumah mereka tetanggaan, apalagi perusahaan keluarganya dan perusahaan keluarga Safina berkerja sama. Rafael berniat menelpon Syakila sejak tadi, dia ingin mengajak Syakila bertemu untuk menjelaskan semuanya tapi Rafael tidak bisa. Karena sekarang Omanya dengan Safina sedang berada dirumah.

SYAKILA Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon