part 30

1.6K 114 26
                                    

Ayoo serang dengan vote and komen kalian...

Harap koreksi kalau typo..

Happy Reading...

Sekarang mereka sudah sampai di depan kelas Syakila 11 IPA 1. Ternyata Rafael mengantarnya sampai depan kelasnya. Aww sosweet!

Tidak lupa juga sepanjang perjalanan menuju kekelas mereka dihadiahi berbagai macam tatapan dan nyinyiran para ciwi-ciwi. Tapi tidak ambil pusing biarlah mereka nyinyir sendiri ini hidup dirinya toh buat apa di pikirin.

"Sekarang masuk gih, nanti kantin bareng," ujar Rafael menyelipkan anak rambut Syakila ke belakang telinga.

Kila yang mendapat perlakuan tersebut langsung malu. Yaampun bagaimana kabar jantungan nya ini? "Iess apaan sih, malu tau diliatin sama yang lain," protes Syakila.

"Jadi kalau ngak ada orang lain ngak malu?" goda Rafael sambil menaikturun kan kedua alisnya.

"Yaelah boss, udah napa uwu uwuan nya ngak kasian banget sama kita yang jomblo ini?" protes Bima.

"Kita? Lu aja kali. Gw mah udah nggak jomblo," ujar Bagus bangga.

"Nyenyenyenye," nyinyir Bima.

"Udah udah sana ke kelas gih, aku masuk dulu," Kila langsung berbalik menuju ke tempat duduknya yang sudah ada ketiga sahabatnya.

Lama lama bisa gila kalau bersama mereka terus yang sehari nya ngak pernah ada yang namanya ngak adu bacot.

"Bebeb Naura aa Bima ke kelas dulu ya, nanti kantin kita ketemu lagi. Jangan rindu! Rindu itu berat biar aku saja," ujar Bima melambaikan tangannya ke arah Naura dan bersiul.

"Jijik!" Naura bengedik ngeli.

*****

Bel istirahat berbunyi membuat semua guru yang tengah menerangkan pelajaran terpaksa berhenti menerangkan. Sebagaimana di kelas 11 IPA 1 yang sangat senang akhirnya pelajaran fisika dengan guru yang paling kiler akhirnya berhenti.

"Oke Anak-anak kita lanjutkan minggu depan, dan jangan lupa kerjakan tugas yang sudah Ibu berikan tadi!" kata Ibu Endang.

"Iya Bu," jawab mereka serentak.

"Udah cuss ke kantin, laper banget ini," rengek Naura.

"Kaya ngak pernah di kasih makan setahun aja lu," celetuk Syakila melihat Naura jengah.

Dan mereka pun berjalan menuju ke kantin.

Sesampainya di kantin mereka celinguk celinguk melihat bangku kosong. Entah kenapa hari ini kantin rame, lebih rame dari sebelumnya.

"Dua tiga ikan gurami, hay ciwi kami di sini," Bima berpantun dengan lantang. Tidak ambil pusing dengan pantunnya yang tidak tepat.

"PD Banget njir, padahal tuh pantun kaga jelas," celetuk Bagus menepuk-nepuk bahu Bima.

"Keluarkan semua bakat yang kamu bisa, tidak perlu peduli dengan kesalahannya, tetap percaya diri aja," seru Bima sokk bijak.

"Hilih ey, sejak kapan lu bijak?" tanya Bagus.

"Sejak di tolak Naura," singkat tapi nyelekit. Itulah Dicky.

"Astaga naga! Sakit benar hati gue dengar ucapan lo, rasanya kayak di tinggal dia" Ujar Bima mendramatis. Lebay njir.

Keempat cewek yang baru sampai di depan meja mereka hanya menggeleng jengah melihat kelebeyan si Bima.

"Makanya Naura jangan kelamaan ngegantungin bang Bima, nah kan jadi gila," seru Bagus menggeleng kepalanya prihatin.

SYAKILA Where stories live. Discover now