Part 54

3.4K 160 49
                                    

Vote dulu sebelum membaca ya...

So ayuk komen yang banyak,,, tiap baris komen pun boleh kok. Jujur baca komen kalian bikin mood aku naik, serasa cerita ku di apresiasi 😊

Oiya cast nya aku ganti, jadi coba kalian liat di  castnya! 😊

Happy Reading...

Dekorasi yang sangat indah, mewah memenuhi sebuah ruangan yang sangat luas, di mana semua orang terpana dengan keindahan ruangan tersebut.

Banyak tamu tamu yang berdatangan berdecak kagum akan dekorasinya. Suasana ramai dialunin dengan musik dari piano yang sangat indah membuat banyak orang terbuai dengannya.

Begitu pun dengan dua sejoli yang kini sedang berdiri berdampingan. Mereka sesekali tersenyum menyapa para tamu.

"Rafael aku senang deh akhirnya kita tunangan juga," seru Safina dengan tersenyum senang. Dia menggandeng tangan Rafael.

Rafael menoleh, dia hanya tersenyum tidak membalas ucapan Safina. Safina tidak ambil pusing dia melihat sekeliling, tidak sengaja matanya menangkap seseorang yang sangat di kenalnya, dia tersenyum miring.

"Rafael aku ke sana dulu ya, nerima tamu," pamit Safina. Rafael mengangguk seraya melihat Safina yang berjalan ke arah pintu masuk, di sana Rafael menangkap seorang,  orang tersebut membelakanginya. Tapi kenapa Rafael seperti mengenal orang tersebut, akh tidak mungkin, itu pasti teman tunangannya.

Safina, iya kini mereka telah bertunangan, Rafael bahagia? Entahlah Rafael juga tidak tau. Dia hanya mengikuti kemauan seorang wanita paruh baya di sebelah mereka yang kini duduk di atas kursi roda, yaitu Omanya.

Dia mendekati Omanya, "Oma bahagia?" tanya Rafael.

"Sangat! Terima kasih sayang! Oma sangat senang," seru Oma Rafael bahagia.

Rafael mengangguk, "sekarang Rafael udah nempatin janji Rafael, jadi Oma harus cepat sembuh!" ujar Rafael mengelus tangan Omanya.

"Oma udah tua Rafael, Oma gak berharap sembuh karena liat kalian udah tunangan Oma udah merasa cukup, jadi kalau pun Oma gak sembuh lagi Oma terima kok," sahut Omanya lemah.

"Oma gak mau lihat Rafael menikah?" tanya Rafael.

"Oma pengen tapi mungkin waktu tidak memungkinkan. Tapi Oma percaya pasti kalian akan menikah," balas Omanya.

"Iya pasti kok, Oma tenang aja! Iyaa kan Rafael?" sela Safina dari sampingnya, entah sejak kapan Safina sudah berada di sini entahlah Rafael tidak menyadarinya.

Rafael menghela nafas, dia hanya mengangguk, tidak tahu harus menjawab apa yang pasti Rafael tidak ingin menikah, tapi demi Omanya.

"Hai Rafael, wih jadi juga kalian tunangan," seru seseorang dari arah belakang mereka.

Rafael berbalik, dia langsung mendapatkan ketiga temannya. "Oma, Ma, Rafael ke sana dulu," pamit Rafael.

"Aku ikut ya," Safina langsung berjalan mengikuti Rafael.

"Lo semua kapan datang?" tanya Rafael pas sampai di depan mereka.

"Barusan, maaf telat" ujar Bima dengan tampang cengirnya.

"Oiya Rafael, tadi gue liat Syakila di depan. Lo undang?" tanya Dicky.

"Syakila?" beo Rafael. Sebelah alisnya terangkat.

"Heem, di depan- eh Rafael lo mau ke mana?" tanya Bima heran.

Safina langsung menatap tajam semuanya, "ngapain sih sebut sebut nama perempuan itu? Bikin kesal aja!" Safina langsung mengejar Rafael. Meninggalkan ke tiga teman Rafael yang menatap dirinya bingung.

SYAKILA Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon