Part 36

1.5K 120 33
                                    

Sebelum baca vote dulu ya gess..
Serbu uuuu
Spamm Komenn yakk!!
   Harap koreksi kalau typo!

Happy Reading...

Suasana kantin seketika hening melihat siapa yang bersuara tadi. Aris melangkah menuju ke arah gerombolan Naura dan siswi yang tadi, Aris menatap Syakila sekilas dan setelah itu menatap tajam siswi yang berani tadi.

"Siapa bilang cowok ga suka sama cewek cuek?" tanya Aris kalem tapi tersirat tajam. Siswi tersebut diam tidak berani menjawab apalagi sekarang yang di depannya adalah ketua osis.

Naura menahan tawa melihat cewek yang tadi berani sekarang langsung diam saat dihadapkan dengan Aris.

"Jawab Alika!" suruh Aris agak membentak. ya siswi yang tadi adalah Alika. Kenapa Aris mengenal namanya? Ya karena gadis di depannya ini dulu pernah suka padanya, mungkin sekarang juga terlihat dari tatapannya.

Alika menunduk tidak ingin menatap Aris, karena jika tatapan mereka bertemu Alika tidak kuat.

"Woy bro sabar, ini cewek bro cewek!" hjar Bima yang sejak tadi diam menonton, diikuti Dicky dan Bagus.

Naura menatap jengah ke arah Bima, bisa bisanya Bima berkata seperti itu disaat Syakila di hina. Dasar fakboi cap kandang. Awas aja Naura akan membuat perhitungan.

"Ka udah, gue gak papa kok!" lerai Syakila ikut menengahi, sudah cukup tadi Naura, sekarang dia tidak mau lagi orang ikut membelanya. Aris menatap Syakila lalu menghela napas kasar, dan seketika Aris langsung menarik tangan Syakila.

"Eh? Ini mau kemana ka?" Syakila kaget, tapi dia tetap mengikuti Aris. Alika yang melihat itu langsung marah, tidak terima. Sudah Rafael sekarang Cewek gatal itu ingin mengambil Aris lagi. Cukup dia tidak akan tinggal diam.

"Ngapain lo natap mereka kek gitu? Nggak terima lo? Udah mending lo ngacak deh, dasar sialan!" Setelah mengatakan itu Naura langsung pergi diikuti Zoya dan Risa.

"Wihh njirr! Bima cewek lu mulutnya pedes banget, ngalahin cabe," Bagus menatap takjub ke arah Naura.

"Walaupun gitu hatinya baik, tapi yang buat gue kewalahan hatinya tetap keras banget njirr, gue mau masuk kaga bisa," sahut Bima dengan raut lelah.

"Emang kita bisa masuk kehati?" Ujar Bagus mendadak lemot.

"Bukan gitu njir maksud gue, gue udah ngelakuin segala cara, rayuan tapi tetap kaga mempan," pekik Bima lelah, mengingat bagaimana dia mengejar cinta Naura.

"Ngomong nya yang jelas dong dugong! Kan gue jadi kagak ngerti," Bagus mengeplak kepala Bima. Dicky menggeleng jengah melihat kelakuan yang bisa dikatakan tidak waras mereka.

"Eh ngomong ngomong ni yak, Rafael kemana dah kok ngak masuk sekolah tuh anak?" Tanya Bima heran. Dicky hanya mengedikkan bahunya tidak tau.

"Hooh, lu Ky kan sepupu Rafael masa gatau?" Bima menatap Dicky curiga.

"Tadi pagi katanya dia pergi ke bandara ada urusan," Akhirnya Dicky memberitahu mereka, di karenakan tatapan Bima yang seolah mengatakan pembohong.

"Dia keluar kota?" Tiba-tiba Bima bertanya hampir memekik.

"Njir, kuping gue!" Bagus menggosok kupingnya.

"Biasa aja kali njirr, dia bukan keluar kota tapi dia ada urusan di bandara!" pekik Bagus jengkel. Bima hanya nyengir kuda memperlihatkan gigi runcingnya.

*****

"Kita mau kemana ka?" tanya Syakila bingung, dari tadi dia terus mengikuti langkah Aris dengan tangan yang tidak pernah dilepaskan Aris. Syakila merasa risih tapi mau melepaskan pun Syakila entah kenapa tidak berani.

SYAKILA Where stories live. Discover now