part 14

1.4K 177 24
                                    

Sebelum baca vote dulu oke.....

Happy Reading....

🦄🦄🦄🦄🦄🦄

Di dalam mobil, seorang gadis tidak hentinya mengoceh dan teriak teriak tidak jelas, dan cowok tersebut tidak menggubris. Dia tetap fokus mengemudi, sekali kali matanya melirik gadis di samping nya.

Mereka adalah Syakila dan Rafael. Syakila dari tadi terus saja teriak teriak tidak terima.

"Lo bawa gue kemana, hah?" teriak Syakila geram, dari tadi mereka terus mutar mutar tidak ada tujuan yang jelas.

"Katanya lo mau pulang," sahut Rafael memancing emosi Kila.

"Pulang apanya ini bukan jalan ke rumah gue!" pekik Syakila emosi.

Rafael hanya terkekeh pelan entah kenapa  melihat raut kesal Kila menjadi hiburan tersendiri bagi nya.

"Lo kok hobi banget sih teriak?" tanya Rafael sambil tersenyum geli.

"Lo kenapa hobi bnget bikin orang kesal?" tanya Kila kembali dengan mukanya yang sudah merah, marah atau malu.

"Gue nggak pernah tuh bikin lo kesal, lo aja yang galak," ujar Rafael memanasi lagi, soalnya lucu sih kalo Syakila sedang marah.

"Sekali lagi lo ngomong, gue tendang lo dari mobil," ancam Syakila, mengapa ada cowok yang super nyebelin kayak gini coba.

"Emg berani?" tanya Rafael sambil melirik Kila dan tersenyum tipis.

Kila yang sudah geram memilih diam saja, entah kenapa Rafael yang dingin berubah nyebelin sekarang.

Tidak lama, mereka sampai di tempat tujuan.

"Kok kesini?" tanya Kila bingung seraya melihat sekeliling, ini adalah tempat favorit kila, Danau.

"Pengen aja," jawab Rafael sambil keluar dari mobil dan mengelilingi mobil, membuka pintu untuk Syakila.

"Lo ngak mau keluar?" tanya Rafael yang melihat Syakila terbengong.

"Gak! Gue mau pulang!" geram Syakila yang tidak keluar keluar dari dalam mobil.

"Iya, bentar lagi kita pulang. Sekarang keluar dulu," suruh Rafael dengan sabar.

"Lo tuli ya? Gue bilang gue mau pulang," teriak kila, entah kenapa kalo bersama Rafael Syakila suka sekali berteriak.

"Yaudah lo pulang aja sendiri," suruh Rafael santai.

"Lo pikir gue takut?" seru Syakila sambil keluar dan berjalan.

"Yaudah, lo pulang sono jalan kaki. Lo pikir ada angkot di sini?" ujar Rafael lagi, ucapan Rafael tadi berhasil menghentikan langkah Syakila. Rafael tersenyum senang.

Emang Danau tersebut  jauh, letaknya agak masuk kedalam jadi tidak ada angkot atau pun ojek yang berlalu kecuali kendaraan orang yang mampir ke danau tersebut. Kalo perlu angkot harus jalan kaki sampai halte, sekira kira cukup jauh.

Melihat Syakila yang menuju ke arahnya Rafael tersenyum penuh kemenangan.
"Kita duduk disana aja yuk!" ajak Rafael meraih tangan Kila.

" Hemm," Syakila bergumam Sambil mengikuti Rafael. Padahal dia malas cuma dari pada pulang kaki mending ikut saja.

"Lo ngapain sih ke sini?" tanya Kila, yang sudah duduk dibangku diikuti Rafael di samping nya.

"Pengen aja," jawab Rafael sambil melihat ke arah danau tersebut. Entah kenapa rasanya Rafael merasa nyaman kalo berada di sini.

Hening.

Tidak ada yang berbicara masing-masing sibuk dengan pemikiran sendiri. Kila yang tengah memikirkan si dia dan Rafael yang memikirkan si gadis tersebut.

🌿🌿🌿🌿🌿🌿

"Huff capek banget gue,"ujar Syakila sambil menghempaskan dirinya keranjang. Iya sekarang Kila sudah sampai di rumah, dengan cara mengajak paksa Rafael dengan segala ancaman.

"Mending gue mandi deh," ujar kila sambil berjalan ke kamar mandi.

Di sisi lain. Rafael yang baru sampai di rumah nya, lansung di intograsi oleh sang mama.

"Rafael pulang dari mana, kok jam segini baru pulang sayang?" ujar Alhena, Ibunya Rafael menghampiri anaknya.

"Pulang dari rumah teman ma," sahutnya sambil mencium tangan ibunya.

"Yaudah makan dulu gih, terus minum obat, oke?" titah sang Mama.

"Apa sih ma minum obat terus? Fael capek, mau mandi dulu," sahutnya sambil berjalan menuju kamar.
Alhena hanya menghela nafas kasar, kenapa anaknya yang satu ini keras kepala sekali.

Sampai di dalam kamar Rafael langsung merebahkan diri di atas ranjang sambil tersenyum sendiri memikirkan cewek yang super galak.

Ceklek

"Bang? Lu kenapa senyum senyum sendiri?" tanya Fino, adiknya Rafael.

Rafael menoleh ke arah pintu menatap adiknya jengah, emang itu orang nggak tau sopan santunnya masuk kamar orang nggak permisi.

Fino yang mengerti akan tatapan Abang nya. Menutup kembali pintunya.

Tok tok

Ceklek

"Kok lu ngak persilahkan gue masuk sih bang? Capek gue ngetok pintu lu." gerutu Fino sambil mengancir masuk.

"Terus lo udah masuk ngapain keluar lagi?" tanya Rafael ketus.

"Itu biar ada sopan santun nya," sahut Fink cekikikan.

"Mau apa lo?" tanya Rafael langsung.

"Nggak, tadi gue liat lo senyam senyum waktu naik tangga" jawab Fino.

"Terus?" Rafael menaikkan sebelah alisnya.

"Gue kepo aja, tumben lu senyum biasanya datar kayak tembok," ujar Fino terkekeh geli.

Rafael tidak menggubris, hanya menatap adiknya datar dan dingin seolah menyuruh adik nya pergi.
Fino yang mengerti akan maksud tersebut berlari keluar kamar.
Pas di depan pintu.

"Bang muka lu dingin kayak kulkas 12 pintu, hahah!" teriak Fino di depan pintu sambil ketawa terbahak-bahak.

Bukk

"Aww,  muka ganteng gue!" pekik Fino kesal. Menatap tajam sang kakak

"Apa?" tanya Rafael.

"Nggak ada, untung lu abg gue kalo nggak-- Fino menggantungkan ucapannya.

"Apa?"

"Kalo ngak udah gue telen lu!" seru Fino kesal dan menutup pintu kamar Rafael kasar.

Rafael yang melihat wajah kesal adiknya terkekeh geli, dan dia jadi teringat akan cewek galaknya. Ya cewek galaknya entah kenapa sejak kejadian di pesta waktu itu Rafael sudah mengklaim Syakila menjadi miliknya. Titik hanya miliknya..

TBC

Hay segini dulu ya...

Komen dan vote okeh...

Sayang kalian 💕

Ig@aiza_4587



SYAKILA Where stories live. Discover now