part 18

1.2K 154 5
                                    

Sebelum baca vote dulu okeee...

Oiya selamat hari raya aidilfitri.
Minal aidzin walfaizin yaa..

Happy Reading...

Di dalam restoran mereka duduk di paling ujung. "Ini pesanannya," ujar pelayan restoran tersebut.

"Makasih mbak," ujar Rafael.

ila menaikkan alisnya. "Mbak kok ngak pergi?" Kila melihat pelayan tersebut tidak juga pergi dari tadi tidak pernah mengindahkan tatapannya kepada Rafael.

"Ehh iya maaf," sang pelayan berlalu.

"Dasar Ibu ibu genit, bikin jijik aja!"
gerutu Kila sambil menghentakkan sendok di piring. Rafael sudah terkikik geli melihat ke arah Syakila.

"Lo cemburu?" tanya Rafael menaikkan alisnya menggoda.

"Nggak!" sahut Syakila ketus.

"Ngaku aja, iya kan? tadi aja lo gak suka tuh mbak liat gue," seru Rafael menaik turunkan alisnya.

"Kepedean banget sihh lo, gue tadi cuma gak suka sama tuh mbak genit banget!" kilah Syakila membela diri. Padahal jantungnya sudah lari maraton.

"Iya iya, yaudah makan!" suruh Rafael akhirnya mengalah, dia meberikan piring yang berisi daging yang sudah di potong olehnya. Kila menerimanya tanpa berprotes.

Mereka makan dengan tenang tidak ada yang berbicara. Kila yang sibuk dengan stiknya sedangkan Rafael terus menatap Syakila.

"Apaan sih liat liat? Mau gue congkel tuh mata?" gertak Syakila risih, tadi dia merasa  bahwa ada seseorang yang menatapnya, dan bener Rafael lah orangnya.

"Jangan, entar gue nggak bisa liat cewek cantik lagi," Ucap Rafael.

"Ieh najis!!!" gerutu Kila ketus.

"Nggak baik loh ngatain pacarnya," ucap Rafael tersenyum menggoda.

"Sejak kapan gue jadi pacar lo?"

"Sejak pesta di tempat teman abang lo," ujar Rafael santai.

"Kan gue kaga terima," elak Syakila geram dengan orang di depannya ini.

"Dan gue gak terima penolakan sayang," ujar Rafael mengedipkan sebelah matanya.

"Gue gorok juga lo!" gertak Syakila gemas.

"Emang lo tega bunuh cowok seganteng ini?" tanya Rafael menaik turunkan alisnya.

"Gue takut nya kalau gue mati, nanti lo nangis lagi," ungkap Rafael dengan santainya.

Kila menatap cowok di depan nya jengah, ada ya orang senarsis ini.

"Au ah gue mau pulang," Kila berdiri dan mengambil tasnya, berjalan meninggalkan Rafael. Rafael tersenyum dan menatap kepergian Kila dengan tatapan yang sulit diartikan.

🦄🦄🦄🦄🦄

"Dasar cowok gila!" gerutu Syakila sambil menghempaskan dirinya ke ranjang.
Ya syakila sudah sampai dirumah diantar Rafael, tadi sih kila memang ingin pulang sendiri tapi dipaksa Rafael dengan segala ancamannya.

Ceklek

"Woi dek lu pulang dari mana?" Kevin berdiri di ambang pintu kamar Syakila.

"Bikin kaget aja lu bang," celetuk Kila, kalau Kila jantungan gimana? suara Kevin emang kaya toa mesjid dah.

"Lo sih ngelamun aja dari tadi, Mikirin apaan lo?" tanya Kevin sambil masuk ke dalam.

"Nggak, gue cuma lagi capek aja," alibi Syakila, padahal sih lagi mikirin Rafael.
"Udah ah, mending lo keluar gue mau mandi," suruhnya sambil mendorong abangnya keluar dan menutup pintu.

"Yey! Kagak ada akhlak lo, masa abang sendiri di usir," teriak Kevin dari luar. Kila hanya terkekeh mendengar teriakan kesal abangnya.

Ting ting.

"Mandi terus tidur, oke sayang?"

Alis Kila langsung mengernyit ketika melihat no baru.

"Ini no siapa? Dan kok manggilnya sayang?" Kila monolog.

Ting.

"Udah jangan dipikirin, ini gue pacar lo yang ganteng!"

'Dari mana dapat no gue, lerasaan gue nggak ngasih dah. Dan kok dia tau gue lagi mikir.' Batin kila berpikir keras.

"Au ah, buat apa juga dipikirin, mending gue mandi," seru Syakila sambil melempar ponselnya ke atas kasur.

******

"Raf, lo beneran nggak kepincut cinta kan?" tanya Bima ngeri yang dari tadi melihat aneh kepada Rafael yang tersenyum sendiri. Mereka semua berada di dalam mobil Rafael. Menuju sekolah.

"Emang kenapa kalo iya?"

"Ya berarti lu kalah," ucap Dicky.

"Gue ngak ngerti sama perasaan gue sendiri," ucap Rafael menatap temannya.

"Emang lo nggak jelas!" gerutu Bima kesal sambil membuka pintu mobil.

"Kantin dulu, gue laper." ujar Bagus.

"Lo selalu makanan," sahut Bima menoyor kepala Bagus.

"Biarin, dari pada lo cewek mulu," ledek Bagus menoyor balik kepala Bima.

"Udah, lo berdua berisik banget!" gerutu Rafael sambil berjalan menuju kantin dan diikuti oleh Dicky.

"Gara-gara lo!" ujar Bagus sambil mengikuti Rafael.

"Eh, kok ninggalin gue?" Bima pun berlari mengejar mereka.

Sesampainya di kantin mereka duduk di meja biasa, meja yang sudah diklaim sebagai milik mereka, khusus.

"Buruan makan, gue ada urusan," ujar Rafael.

"Urusan apaan lo?" tanya dicky.

"Lah, lo kayak ngak tau Rafael aja, palingan dia kan mau uwu uwu an sama singa betina," sahut Bagus sambil memakan makanannya.

"Uwu an? Singa betina?" tanya Bima yang lemot, emang Bima kalo lagi makan otaknya agak sulit mencerna.

"Itu si Syakila blo'on" ucap bagus menjitak kepala Bima. "Emang kalo lagi makan otak lu geser ya?" lanjutnya seraya menatap jengah bima.

"Heheh," Bima hanya nyengir kuda.

Rafael menatap malas teman-temannya, dan melangkah pergi ke kelas.

"Eh Fael, kok ninggalin sih?" teriak Bima.

"Udah mending lo makan! Biar otak lo nggak geser lagi," suruh Dicky santai tapi nyelekit benar.

"Omongan lu santai banget tapi nyelekit," komentar Bima mendramatis, seolah paling ternistakan.

"Najis!!!" damprat Bagus.

Di sisi lain Rafael sedang berjalan keliling sekolah mencari seseorang, yang sampai sekarang ini belum menampakkan batang hidungnya.

TBC

Maaf ya pendek..

Vote and komen yaa



SYAKILA Where stories live. Discover now