part 47

1.5K 111 57
                                    

Ayo bantu author dengan cara klik bintang disamping ⭐

Harap koreksi kalau typo yakk!

Happy Reading

Hari ini Syakila pulang sendirian, Rafael tidak bisa mengantarnya karena dia harus menemani Safina ke toko buku. Syakila tertawa miris mengingat itu, Rafael memilih meninggalkannya demi Safina.

Ia menaiki angkutan umum, tadi temannya sudah mengajak pulang bersama karena Rafael sudah memerintahkan mereka untuk mengantar Syakila tapi Syakila tolak, saat ini dia ingin sendiri persetan dengan Rafael toh dia juga tidak akan tau, dan mungkin saat ini dia lagi bersenang-senang dengan sahabatnya.

Sesampai di rumah, Syakila langsung naik ke kamarnya untuk membersihkan diri dulu, setelah itu barulah dia turun untuk mengisi perutnya yang sudah lapar.

Ia berjalan kedapur. "Ma Syakila la- eh iya mama kan lagi di bandung, " Syakila menepuk jidatnya sendiri, kenapa dia bisa lupa.

Sudah dua hari orang tua Syakila di bandung, dan rencananya nanti malam mereka baru pulang. Dan Syakila di rumah bersama abangnya, Kevin. Tapi sekarang Kevin lagi kuliah tinggallah dia sendiri.

Syakila mendesah kecewa saat melihat isi kulkasnya, di sana hanya ada minuman tidak ada satupun makanan. Ia menutup kembali.

"Baiklah Syakila, sekarang waktunya berbelanja," Monolog Syakila sendiri seraya naik ke atas mengambil tasnya.

Syakila berjalan keluar, tiba-tiba dia berhenti kala memikirkan dia akan mengajak siapa? Rafael, ah dia kan lagi temenin Safina, pasti sekarang belum pulang.  Ah di coba dulu gak papa kan?

Syakila mengeluarkan ponselnya, mencari no Rafael, lalu Syakila menelponnya.

Masuk tapi tidak diangkat. Syakila mencoba lagi mungkin Rafael tadi tidak mendengar. Sudah lima kali Syakila mencoba menghubungi Rafael tapi hasilnya tetap sama, tidak terjawab.

Syakila menyerah, mungkin benar Rafael masih bersama Safina, jadi sibuk. Iya sibuk, sibuk bersama!
"Ahaha!"Syakila teringat seseorang,  dia langsung mencari nomor orang tersebut.

"Halo Ndre." Iyap Syakila menelpon Andre.

"Iya La, ada apa?"

"Lo sibuk nga?"

"Ngga, emang kenapa?"

"Temenin gue ke mini market." Itu bukanlah seperti pengajakan tapi itu perintah. Andre terkekeh di seberang.

"Oke, tunggu!" Andre langsung mematikan sepihak.

Syakila tersenyum senang. Sebenernya bisa saja Syakila pergi sendiri, tapi dia sekarang lagi malas mengendarai kendaraan sendiri.

Lama menunggu, tibalah Andre dengan motornya. Dia melepaskan helmnya dan melihat ke arah Syakila.

Syakila berdecak, "sok ganteng banget lo," ledek Syakila saat melihat Andre menguyur rambutnya dengan jari tangan.

"Emang gua ganteng, lo aja ngak nyadar," kata Andre dengan penuh percaya diri.

Ya memang Andre ganteng, sangat malah. Banyak siswi-siswi di sekolah mengaguminya dan banyak juga yang mengirim salam melewati dirinya untuk Andre itu karena mereka mengetahui bahwa Syakila sepupu Andre, tapi Andre tak pernah merespon. Malah ada yang ditolak mentah-mentah oleh Andre tapi mereka tetap saja tidak peduli dengan penolakan itu. Memang sangatlah kasihan.

"Ayok buruan naik! Katanya mau ke minimarket, eh melamun," decak Andre. Syakila langsung naik di belakang Andre.

"Eh bego, helmnya ngak dipake? Lo mau rambut lo berterbangan ke muka gue?" dumel Andre yang langsung mendapat pukulan dikepalanya.

SYAKILA Where stories live. Discover now