35. BAGAI MIMPI BURUK

52.6K 6K 736
                                    

HAI, ADAKAH YANG TUNGGU CERITA INI UPDATE? 

JGN LUPA VOTE DAN COMMENT

Jangan lupa play instrumen diatas! happy reading..


Seseorang mengetuk pintu kamar dengan pelan, tanpa melirikpun wanita hamil yang sedang duduk didepan jendela besar kamarnya pun sudah tahu siapa yang masuk meski ia membelakangi pintu.

"Sayang." Panggilan itu membuat Anna memutar bola matanya malas. 

Reza kini membungkukkan tubuh tingginya dihadapan sang istri dan melihat wajah malas itu. Ia tersenyum manis dan mengelus punggung tangan Anna yang dengan kasar pula menarik tangannya. 

"Aku ingin menjemput pangeran kita, kau beristirahatlah dikamar ya. Aku tak ingin kau kelelahan, apalagi baru pulang dari rumah sakit kan." Ujra Reza dengan lembut, melihat tak ada respon dari Anna. Dengan usil Reza mencubit pelan dagu sang istri dan berujar. "Dijawab dong, sayang." 

"Kau terlalu berharap banyak." sahut Anna dengan ketus. 

Reza diam dan memperhatikan wajah Anna dengan lekat. Perlahan ia mengambil tangan kecil Anna dan menggenggamnya. Anna berusaha keras melepaskan tangan Reza, namun lebih keras pula usaha Reza untuk terus menggenggam tangan Anna. 

"Sebesar apapun rasa bencimu padaku, cintaku padamu jauh lebih besar dari rasa bencimu itu." Reza tersenyum manis. Senyuman yang takkan luntur jika semesta mengutuk sikap jahatnya dimasa lalu pada sang istri. 

Anna diam sejenak, dan kembali berusaha melepaskan tangannya. "Lepaskan!" 

Reza menggeleng pelan, mata biru elangnya masih setia menatap wajah Anna yang kesal pada ulahnya. Seraya menunduk, Reza berujar pelan "Aku... Tak tahu kapan terakhir kali aku memegang tangan wanita yang aku cintai seperti ini." Reza mendongak menatap lekat Anna setelah menyelesaikan ucapannya. 

Anna kembali berusaha melepaskan tangan sang suami. "Omong kosong, lepaskan tangan menjijikkanmu ini. Diluar sana ada wanita yang kau cinta saat jauh dariku, brengsek!"

"Siapa?" Reza memasang raut wajah kaget dibuat-buat. 

"Siapa? Tentu saja kau." Ulang Anna pada pertanyaan Reza. "Jika aku telat kembali datang dalam kehidupanmu dan Eezar, mungkin kau sudah menikah dengan wanita itu, aku lupa namanya tapi dia seorang pramugari." 

"Aku tak mencintainya, dan aku bukan orang yang mudah jatuh cinta. Butuh waktu panjang untukku mencintai seseorang." Reza membuang nafas kasar. "Dan sialnya aku sekarang mencintai wanita yang sangat membenciku." Reza terkekeh kecil. 

"Aku?" Tanya Anna dengan wajah polos. 

Reza seketika tertawa terbahak-bahak. Bisa-bisanya Anna, pikirnya heran. "Tentu saja, astaga menggemaskan sekali kau ini." 

"Yasudah lepaskan tanganku!" 

"Baru kau kembali mencintaiku?" 

"Tidak." 

"Yahh.." Reza mengerucutkan bibirnya. Detik berikutnya Reza kembali menatap Anna dengan serius. "Aku tak peduli apapun, yang jelas aku cinta mati padamu. Titik, tidak pakai koma!" Ujar Reza tegas seraya bangkit dari posisinya. "Aku harus menjemput pangeran kecil kita sekarang, sampai jumpa nanti, babygirl." Reza mengerlingkan sebelah matanya. Ingin sekali ia menerobos mengecup pipi Anna, tapi ia tahu hal itu hanya akan membuat Anna semakin mengamuk. Dan ia takut hal itu berpengaruh pada karakter calon bayinya. 

Anna diam tak menanggapi apapun. Ia bahkan hanya diam melihat kini Reza yang berjalan pelan menuju pintu kamar. Sebelum membuka pintu, Reza kembali membalikkan badan. "Aku akan membelikan coklat kesukaanmu, agar moodmu membaik."

I MISS YOU MOMMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang