13. SICKY

113K 7.6K 651
                                    

DOUBLE NI WKWKWK

Seorang gadis manis tanpa permisi duduk di sebelah Ezaron dan memangku tangannya di atas meja.

"Kau terlihat senang, kenapa?" Tanya Sherly ikut tersenyum menatap Ezaron.

"Mommyku"

"Mommymu kenapa?"

"Mommyku kembali, Sherly"

Sherly terlihat bingung namun di sisi lain kaget juga. "Bukankah ibumu telah tiada, Ezaron?"

Ezar menggelengkan kepalanya. "Mom ku masih ada. Semalam aku tidur dalam dekapannya, kami bercerita hingga kantuk menjemput"

Wajah Sherly yang tadinya senang berubah menjadi sendu. Gadis dengan rambut di kepang itu terlihat menundukkan wajahnya yang seketika murung. Melihat itu Ezar lantas bertanya. "Sherly ada apa denganmu?"

"Berarti, hanya aku di kelas ini yang sudah tidak lagi memiliki mama" mata Sherly berkaca-kaca dan tak lama air matanya menetes.

Sherly segera berlari keluar dari kelas. Ezar yang bingung pun mencoba mengejar. Ia melihat Sherly tengah duduk berjongkok di samping pohon hias. Bahunya terlihat bergetar yang Ezar yakini teman sekelasnya itu menangis. Perlahan Ezar ikut berjongkok di hadapan Sherly.

"Jangan menangis lagi" Ezar mengambil dasinya sendiri dan menyeka air mata Sherly. "Kau semakin jelek"

Sherly menatap Ezar. "Memang jika aku tidak menangis aku juga jelek?"

"Sedikit" Ezar mengangguk.

"Kau menyebalkan"

"Tersenyumlah. Bagaimana jika nanti saat pulang sekolah, kau akan aku pertemukan dengan mommyku. Mommyku pasti senang bertemu denganmu"

"Benarkah?"

"Iya" Ezar mengangguk antusias. Sherly setidaknya sedikit tersenyum. "Apa kau bawa cookies hari ini?"

"Ada, kenapa?"

"Ayo kita habiskan!"

"Enakkan, kue buatanku?" Kali ini senyuman Sherly semakin melebar. "Kau suka?"

"Iya aku suka sekali" Ezar menyahut seraya merangkul Sherly.

*****

Anna berlari dari dapur ke meja ruang tamu, mencari ponselnya yang terus berdering. Panggilan dari nomor asing. Anna menetap sejenak layar ponselnya sebelum mengangkat panggilan itu.

"Ahh syukurlah kau masih memakai nomor ini"

Anna mengerutkan keningnya bingung. "Maaf ini siapa?"

"Ini Simon. Nyonya aku tak menyangka ternyata kau sudah bertemu dengan putramu. Aku turut senang"

"K-kau tau dari mana Simon?"

"Tuan Reza terlihat banyak pikiran, aku bertanya ada apa dan tuan menceritakan semuanya. Tapi kau perlu tau jika tuan Reza-"

"Kenapa lagi dengan Reza?!"

"Tuan Reza jelas marah nyonya. Apalagi tuan muda, nyonya bawa pergi-"

"Simon... Simon dengarkan aku. Setelah aku menerima alamat sekolah Ezar darimu waktu itu, aku hanya melihat anakku dari jauh, hingga mobil hitam Reza datang dan aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Reza memarahi putraku! Ezar bahkan terlihat menunduk dan takut. Simon, ba-bayangkan bagaimana perasaanku sebagai mommynya!! Apa aku salah?"

I MISS YOU MOMMYWhere stories live. Discover now