39. KUTUKAN

49.2K 5.2K 564
                                    

jangan lupa vote dan comment dulu ya. Ada banyak typoooo bertebaran.. Harap maklum!!

Hai, Happy reading :)


Mungkin sudah empat jam Anna menunggu dokter keluar dari ruangan Reza. Tadi sore sekitar pukul 16 lewat, dokter mengatakan jika kondisi Reza mulai mengkhawatirkan. Anna segera menandatangani kesepakatan dengan rumah sakit untuk para dokter mengambil tindakan. Pemeriksaan ini adalah penentu, bila kondisi Reza tidak ada perubahan maka dengan berat hati Reza harus diterbangkan keluar negri secepatnya. Dan dokter Bastria mengatakan tak ada pilihan lain untuk Anna. 

Disisi lain, Anna benar-benar berterima kasih pada Milea karena sudah mendonorkan darahnya untuk sang suami. Tanpa Milea mungkin situasi genting ini akan semakin genting karena kurangnya persediaan darah untuk Reza. 

Anna melirik kearah Simon yang sedang memangku Ezar. Ia terlihat tengah mengelus kepala bocah yang sedang bersandar pada dadanya itu. Anna tak mendengar apa yang mereka bicarakan. Karena ia sibuk dengan pikirannya sendiri. 

"Nyonya, vitamin anda." Jennie datang menyodorkan sebuah nampan berisi air minum dan dua butir vitamin. 

"Terima kasih." Kata Anna setelah mengambil vitamin itu dari atas nampan. 

"Jangan pernah lupakan vitamin ini nyonya. Ini cukup penting untuk kesehatan anda, apalagi ditengah situasi ini." Jennie mengulang kalimat dokter kandungan yang menangani Anna padanya. Sebagai jawaban Anna hanya mengangguk lemas. 

Jennie ikut duduk disebelah Anna seraya melirik jam dipergelangan tangannya. Ia lalu menatap sang nyonya yang sudah sejak berjam-jam tadi menunggu dengan sabar. "Nyonya, apa mau istirahat terlebih dulu? Kandungan anda sudah cukup tua. Anda harus banyak istirahat. Saya akan membangunkan nyonya bila dokter sudah keluar dari ruang rawat tuan Reza." 

Anna tersenyum seraya memegang tangan Jennie yang menyentuh lengannya pelan. "Terima kasih sudah mengkhawatirkan aku. Tapi aku jauh lebih tidak tenang jika aku malah tidur. Aku bisa menunggu disini." 

"Baik, bila anda lelah, bersandarlah pada pundak saya. Meskipun tidak senyaman pundak tuan Reza, tapi saya harap paling kurang bisa membantu." Jennie ikut tertawa lepas setelah melihat Anna tersenyum lebar mendengar ucapannya. 

Tak lama, dokter keluar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak lama, dokter keluar. Suara pintu sontak membuat Anna dengan pelan bangkit dan menghampiri dokter yang terlihat kelelahan. Ezar pun ikut menghampiri dokter, dengan semangat ia mendahului sang mommy beranya. "Dokter, bagaimana keadaan daddy saat ini?!"

Dokter menyamakan tinggi tubuh mereka dan tersenyum pada putra seorang konglomerat itu. "Daddymu... Baik-baik saja." 

"Benarkah?!" Ezar tesenyum lepas. Wajahnya terlihat begitu bahagia. 

"Daddy sudah sadar. Kamu ingin bertemu daddy?" 

"Ahh.. Syukurlah.." Anna menghela nafas lega. Rasanya begitu bahagia saat dokter mengatakan jika Reza sudah sadar dengan kondisi yang sudah mulai membaik. 

I MISS YOU MOMMYWhere stories live. Discover now