4. MIMPI

89.9K 6.4K 182
                                    

Di rumah, baru pulang sekolah Ezar melempar tasnya ke atas sofa dan duduk bermain di samping rumah tanpa melepaskan pakaian sekolahnya. Membuat bi Hasri selalu memarahinya karena tidak teratur. Persis seperti Reza saat masih kecil. Meskipun Reza bahkan lebih susah di atur lagi karena ia memiliki sifat yang keras dan apapun ia harus menang.

"Ezar, lepaskan seragam sekolahmu dulu nak. Besok kan pakai baju itu lagi" tegur bi Hasri sambil berdiri di dekat kolam.

"Kan di lemari ada banyak baju sekolah. Kalau kotor tinggal ambil yang lain lagi" sahutnya sambil memasang lego di hadapannya.

Bi Hasri menghela nafas.
"Ezar ayo... Kita harus-"

"Biar aku saja" potong sebuah suara dari arah pintu samping. Suara seorang wanita asing yang sebelumnya tak pernah Bi Hasri dengar.

Bi Hasri menoleh dan melihat seorang wanita berdiri di sana sambil tersenyum.

"Maaf anda siapa. Jangan masuk ke rumah orang lain tanpa izin, nona" ucap bi Hasri. Namun bi Hasri juga tahu kalau wanita ini pasti sudah mengenal tuan Reza sebelumnya sehingga ia bisa melewati pengawalan di depan gerbang rumah.

Sementara Ezar sama sekali tak peduli dengan suasana sekitarnya dan terus bermain lego-lego di hadapannya.

"Saya Helvi Stefason, calon ibu tiri tuan muda Ezaron" ucap wanita berlipstik merah itu mengulurkan tangan. "Sekaligus nyonya di rumah ini" timpal Helvi sedikit berbisik misterius di telinga kepala maid rumah mewah Albert itu.

Kalimat itu bagai petir yang menyambar tepat ke otak tua bi Hasri. Tatapannya sontak menoleh ke arah Ezar yang polos sedang bermain lego di dekat kolam.

"Tolong jangan bercanda" ucap bi Hasri tak menyangka. Ini lelucon gila. Ia benar-benar tak habis pikir saat ini.

"Saya tidak bercanda, bi Hasri"

Bi Hasri lagi-lagi terkejut saat wanita itu ternyata sudah mengetahui namanya entah dari mana. Bi Hasri mundur selangkah mencoba menjaga jarak dari wanita berambut bergelombang di hadapannya.

"Dari mana kau tahu namaku?"

"Tentu saja dari calon suamiku" sahutnya enteng dengan senyuman.

Wanita gila. Apa yang dia katakan? Gumam bi Hasri dalam hatinya. Ia takut Ezar bisa sampai mendengarnya dan bi Hasri tak dapat membayangkan hal yang terjadi berikutnya.

Bi Hasri hanya diam karena ia masih sulit memahami situasi ini.

Helvi langsung melangkah ke arah Ezar dan berjongkok di samping Ezar. Merasa ada yang menghampirinya, Ezar pun Menatap marah ke arah wanita asing di sampingnya. Ia kesal karena ia sedang di ganggu main. Bi Hasri aja tak sampai berani mengganggunya.

"Si-siapa aunty ini?" tanya Ezar polos dengan nada kesal.

Bi Hasri melangkah maju. "Teman da-"

"Mommy Ezar" pendengaran Ezar lebih dulu menangkap ucapan yang keluar dari bibir merah Helvi.

Bi Hasri menghela nafas pasrah, ia menutup matanya menanti hal yang terjadi berikutnya.
Bi Hasri tak menyangka kalau wanita itu berani sekali memperkenalkan diri sebagai sosok Anna di hadapan Ezar. Dan reaksi Ezar berikutnya...

"APA?!" Ezar terkejut dan menatap bi Hasri sekilas.

"Kenapa sayang? Apa Ezar tidak senang mom kembali?" tanya Helvi.

"Aunty... Bukan mommy ku!!" bentak Ezar dengan wajah yang memperlihatkan kalau dia marah. Wajah lucu man polos itu seketika terlihat kesal.

Ezar sangat mengenal ibunya. Meski hanya kenal melalui foto. Mommy nya berwajah cantik dan lembut, bukan seperti wanita yang di hadapannya ini. Dengan make up nya saja sudah membuat bulu kuduk Ezar merinding takut.

I MISS YOU MOMMYWhere stories live. Discover now