40. DENGAN MILEA

54.4K 5K 479
                                    

Happy reading guys. Jangan lupa vote dan comment !!!

Ada banyak typooo

Mobil BMW merah yang membawa seorang wanita itu melaju ditengah jalan raya menuju ke siatu tempat. Tak disupiri oleh supir pribadi, namun ditemani orang kepercayaan sang suami sejak dulu, yaitu Simon. Tak ditemani pula oleh pengawal pribadi Anna, yaitu Jennie karena merasa pertemuan ini cukup private.

"Nyonya, apa tuan sudah tahu jika nyonya membuat kesepakatan dengan orang yang sempat mencelakai nyonya? Tuan kan sangat membencinya."

Anna mengalihkan pandangannya dari jendela mobil ke arah depan. "Reza tidak membencinya, semua ini salah paham."

"Tapi tuan pasti tidak sudi dan akan marah jika tahu darah yang mengalir dalam tubuhnya saat ini adalah darah gadis itu."

Anna tahu kemana arah pembicaraan Simon. Tapi Milea bukanlah orang yang jahat seprti yang mereka semua ketahui. Yang mereka tahu mungkin Milea adalah gadis bar-bar yang bermodal nekat datang kerumah dan membuat keributa disana dengan dirinya.

Anna mengenal gadis itu lebih dulu, dia adalah gadis yang baik. Milea gadis yang sejatinya pendiam dan perhatian. Terbukti saat mereka bertemu disatu pesawat dengan rute penerbangan yang sama. Ia perhatian dan khawatir pada Anna yang keliatan tidak baik-baik saja yang kebetulan mereka duduk bersebelahan kursi. Jadi sebenarnya dalah, sifat jahat yang orang-orang tahu tentang Milea adalah sifat yang lahir dari kekecewaan yang berbuntut panjang.

"Nyonya, anda sudah seharusnya berpikir lebih panjang dan cermat saat itu." Ucapan Simon membuat Anna menghela nafas.

"Simon, terima kasih atas kekhawatiranmu. Tapi saat sebelum Reza harus dapat penanganan mendadak, kita sama sekali tak punya pilihan untuk menerima donor darah dari Milea, gadis yang kau maksud. Aku tidak pernah bermimpi jauh dari pengobatan suamiku jika dia harus terbang ke Jerman. Syukur bila dia dapat kembali pulang masih bernafas, bila tidak? Artinya detik-detik terakhir ia hidup aku tidak berada disisinya. Dan apa kau bisa membayangkan? Anakku lahir tanpa seorang ayah, dari menjadi anak yatim yang malang." Ucapan yang keluar dari bibir Anna mungkin terdengar tenang, namun perasaannya bergemuruh. Simon tak dapat berkata-kata, kelihatannya ia tengah mencerna kalimat yang keluar dari bibir sang nyonya. "Lagipula semua ini sudah berlalu, aku tak akan pernah menyesal dengan keputusan ini."

"Baiklah jika demikian, nyonya. Selayaknya saya pada tuan Reza yang selalu menduku keputusannya yang menurut saya bagus, saya juga mendukung anda."

Ucapan Simon jadi mengingatkan Anna pada satu hal. Ia tiba-tiba membulatkan matanya. "Simon, kau sungguh-sungguh membuat surat perjanjian seperti yang aku inginkan?" Tanya Anna dengan tatapan waspada.

"Maaf maksud anda, nyonya?" Simon mengerutkan keningnya bingung.

"Kau pernah membuat surat perjanjian yang salah tak sesuai dengan perintah Reza, Yang soal perjanjian Hak Asuh Anak antar aku dan Reza. Yang membuatmu harus dipecat secara tidak hormat dari kantor-"

"HAHAHAHHA...!!!" Simon tiba-tiba tertawa dan membuat Anna bingung. Pria berjas hitam itu kembali mengingat kejadian sekitar lima tahun lalu itu. "Ahh ya... Dari sana saya belajar banyak hal nyonya, mungkin masalah ini cukup rumit dan hampir mirip. Tapi saya tidak melakukan itu. Saya benar-benar membuat surat perjanjian sesuai dengan perintah anda. Bukankah gadis itu membaca terlebih dahulu, baru menandatangani surat perjanjiannya?"

Anna mengangguk-anggukkan kepalanya. Mobil tak lama berhenti disebuah parkiran restoran yang tak begitu ramai pengunjung. Dari dalam mobil Anna melirik sekitar seraya menunggu Reza keluar lebih dulu dan membukakan pintu serta payung untuknya.

I MISS YOU MOMMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang