20. KEKESALAN

140K 8.3K 1.2K
                                    

Yaudah ini hadiah untuk awal Februari semoga kita semuanya di limpahi kebahagiaan di bulan ini dan bulan2 depannya




Selamat membatja yach 💃

Ezar terlihat tak sabar untuk di jemput sang mommy. Tadi di sekolah, ia menceritakan soal calon adiknya pada Sherly. Tak diduga, Sherly ikut senang. Ia mengatakan kalau ia akan jadi kakak untuk adik Ezaron. Namun kesalnya, Sherly malah berharap jika bayi yang di kandung sang mommy Anna perempuan, agar bisa jadi teman main dan membuat cookiesnya. Sementara Ezar mengatakan jika adiknya yang akan lahir adalah laki-laki.

"Abang, lama menunggu mommy?" Anna datang dengan sebuah payung di tangannya. Hujan sudah mulai berhenti menyisakan rintik-rintiknya saja. Namun Anna tetap membawa payung agar Ezar tak kebasahan.

"Baru saja keluar mommy"

"Sherly sudah dijemput?" Anna melihat sekitar dan tak melihat Sherly.

"Sudah mommy, dia di jemput supirnya" Anna menggenggam tangan Anna. "Ayo mommy! Abang Ezar sudah tidak sabar ke rumah sakit"

Anna tersenyum melihat kesenangan anaknya. Ia mengangguk dan mereka pergi bersama ke rumah sakit menaiki taxi.

Anna sebenarnya ingin memilih dokter Sella yang dulu menanganinya saat sedang mengandung Ezaron. Tapi Anna baru tahu baru-baru ini jika Sella dan suaminya, Bramantyo Itzil Albert, a.k.a sepupu Reza itu sudah tinggal di luar kota.

Oleh sebab itu tak ada pilihan lain selain mencari dokter kandungan profesional lainnya.

Setiba di rumah sakit dan mengantri tak begitu lama. Akhirnya tiba giliran Anna masuk ke dalam ruangan dokter. Anna dan Ezaron duduk di hadapan dokter paruh baya dengan kecantikan yang natural.

"Selamat siang, perkenalkan saya dokter Lea" dokter berambut pendek itu menyalami Anna.

"Anna dokter, saya datang pertama kali ini mengecek kandungan. Ingin melihat perkembangan kandungan saya" lapor Anna.

Dokter itu mengangguk lalu tak sengaja melihat bocah tampan yang sedari tadi anteng duduk di samping pasiennya. "Ini siapa? Tampan sekali" goda dokter Lea pada Ezaron hingga bocah itu terlihat malu dengan kuping yang memerah menggemaskan.

"Ayo kenalan dulu dengan dokter Lea, Ezaron" Anna mencokeh pelan lengan Ezar.

"Halo dokter Lea, aku Ezaron Albert" Ezar menyalami dokter Lea yang terlihat sedikit kaget. Ia lalu melihat Anna.

"Albert?" Dokter Lea sedikit menerka. "Berarti kau Anna Albert? Istrinya Reza Albert ya?"

Tak hanya Ezar, Anna pun bingung lalu ia hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan canggung. Entah dari mana wanita itu bisa tahu, ia sendiri bingung.

"Astaga, aku tak menyangka" dokter Lea bangkit dari duduknya dan menuntun sang pasien naik di atas brangkar. "Ayo mari silahkan berbaring, saya akan periksa"

Setelah pemeriksaan selesai. Anna dan Ezar pamit pulang setelah menebus beberapa vitamin khusus. Ezar senang sekali mendengar calon adiknya sehat. Dan dokter Lea bilang, ia harus selalu menjaga sang mommy dan calon adiknya. Ezar sebagai Abang pun, dengan siap menjalankan tugas yang diamanahkan oleh dokter Lea itu padanya.

"Mommy, kok ini foto dedek bayinya seperti kacang?" Tanya Ezar polos menatap sebuah hasil USG di tangannya.

Anna terbahak mendengar penuturan sang anak. "Kan masih tiga minggu sayang, dedek bayinya masih kecil sekali. Kepala dan tangannya bahkan belum kelihatan, nak" Anna mengelus kepala Ezar gemas.

"Yahh... dedek bayinya masih lama keluar ya mommy?" Anna mengangguk dengan pelan. "Ezar berarti masih lama bisa mengajaknya bermain?"

"Harus sabar, yah?"

I MISS YOU MOMMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang