8. HARAPAN

69.6K 5.3K 158
                                    

Hai aku kembali. Keknya hampir tiap malming aku update 😂 ya gapapalaya

Selamat membatja...


Anna terkejut saat seseorang menepuk bahunya dengan keras. Padahal ia sedang fokus membentuk adonan di pentry.

Semenjak ia menjadi penduduk baru di pulau Bali. Anna tak langsung mendapatkan pekerjaan yang pas. Sebelumnya ia pernah bekerja di sebuah butik terkenal. Tapi itu tak berlangsung lama, karena Anna sempat melihat beberapa pengunjung butik adalah istri dari rekan kerja Reza. Sehingga Anna takut jika mereka mengenalinya dan mengatakan pada Reza kalau Anna berada di Bali. Padahal, di butik itu Anna akui kalau gajinya cukup. Mungkin ia tak perlu bekerja di banyak tempat demi memenuhi tabungannya untuk lahiran saat itu. Tapi ternyata semuanya memang tidak di kehendaki Tuhan.

"Hey Anna!" Seorang pria berkumis tipis mengejutkan Anna sedang menepuk bahunya.

"Astaga Indra, mengapa hobimu selalu mengejutkanku?" Tanya Anna kesal.

"Ohh maaf" Indra tersenyum manis sambil menumpukan tangannya di atas meja.

"Ada apa?"

"Hei jangan ganggu dia!" Tiffani yang baru memasuki dapur dengan nampan kosong saat melihat Indra mendekati Anna langsung mengingatkan pria itu.

Indra mengabaikan Tiffani. "Anna, boleh jujur tidak?"

Anna mulai was-was. Anna melirik ke arah Tiffani yang sedang meliriknya juga dengan makna lirikan yang sama. Harap cemas jika yang ingin di sampaikan Indra sama dengan yang orang-orang sampaikan padanya secara langsung.

"Ap-apa?" Kini Anna sedikit mengarahkan tubuhnya ke arah Indra yang semakin menatapnya dengan tatapan yang seolah tengah menelisik begitu dalam.

"Entah mengapa wajahmu tak asing bagiku" ucap Indra serius. Pria itu memang terkenal humoris di restoran itu. Tapi jika ia sedang serius itu membuat aura yang berbeda.

Anna melirik Tiffani yang kini berdiri di samping Indra. "Hei, bukannya kau memang mengatakan hal seperti itu pada banyak wanita cantik. Ohh.. Seolah kalian pernah bertemu sebelumnya" cibir Tiffani menatap jengah Indra. "Astaga modusmu itu" gerutunya kemudian.

"Diam kau bodoh. Wajah Anna memang tak asing bagiku. Dia..." Indra meletakkan jarinya di dagu dan menatap lekat wajah Anna. "Dia mirip seorang istri konglomerat"

Anna langsung memegang kepalanya. "Ya ampun apakah kau sedang bermimpi? Kapan aku menikah de-dengan seorang konglomerat?" Anna melirik Tiffani.

Yang di takutkan terjadi lagi.

"Aku bukan mengatakan kau adalah istrinya, jangan terlalu percaya diri. Yang aku katakan kau hanya mirip. Bahkan sangat mirip menurutku"

"Ahh itu-"

"Para pegawai di depan sedang sibuk melayani pelanggan dan di belakang kalian sibuk berbicara omong kosong. Bagus sekali!" Vera yang kena piket di bagian depan kali ini mengomel melihat ulah pegawai lain yang sedang kena piket di belakang malah mengoceh. "Bubar semua!"

Indra pun pergi tanpa mengatakan apapun. Ia malas jika nanti ia malah di adukan pada pemilik restoran oleh Vera. Begitu juga dengan Tiffani, ia yang bergiliran piket mengantarkan pensanan ke meja tamu hendak kembali ke depan.

I MISS YOU MOMMYWhere stories live. Discover now