16 BERMULUT PEDAS

118K 8K 797
                                    

Selamat malam tante om semuanya, mau update boleh ya hehe 💃🤸🏻‍♀️🤸🏻‍♀️🤸🏻‍♀️

Selamat membatja, semoga suka yahh

Anna memegang sebuah kotak bekal makanan yang terletak di atas nakas kamar Ezar. Ia tersenyum tak menyangka anak laki-lakinya mempunyai kotak bekal secantik ini. Ternyata Ezar juga menyukai Frozen.

"Itu milik temanku, mommy" kata Ezar cepat sebelum mommynya berpikir yang jauh dari kenyataan.

Anna membalikkan badan menoleh ke arah Ezaron.

"Dia itu teman kelas Ezar, dia cantik tapi bawel dan menyebalkan. Ezar ingin mengenalkannya pada mommy hari itu, tapi mommy tak lekas menjemput" keriangan berubah menjadi kesedihan. Ezar menundukkan kepalanya sedih akibat kembali mengingat hari itu.

"Lho kenapa Ezar sedih. Sekarang kan mommy sudah ada di sini bersama Ezar" meski tak selamanya, nak.

Ezar masih diam, sehingga Anna memegang kedua bahu itu dan menatap matanya lekat. "Sekarang buka kotak bekalnya ya. Mommy ingin tahu apa isinya"

Ezar membuka kotak bekal yang sudah ia ketahui apa isinya itu. Tapi entah kenapa ia masih saja tergugah jika sudah melihat isinya, begitu pun dengan Anna.

"Whaa cookies coklat, ini kelihatannya enak sekali. Temanmu yang membuatnya?" Anna antusias.

"Iya mommy, mommy ingin coba. Ini enak!" Ezar menyuapi sebuah kue pada Anna. Lalu ia berbisik. "Enak kan mommy? Tapi jangan jujur langsung pada dia ya hihihi"

Anna mengangguk pelan. Pintu kamar tiba-Tiba terbuka. Reza menampakkan dirinya dan mengisyaratkan Anna untuk keluar bentar dari dalam kamar. Ia melihat sekeliling memastikan apakah masih ada Helvi di rumah. Sepi, berarti tidak ada. Mungkin sudah pulang.

"Ada apa?"

"Ezar sudah sembuh kan? Oleh sebab itu aku pikir aku tak perlu melanjutkan kalimatku berikutnya" sahut Reza dingin.

"Aku tahu diri kok, aku akan segera pulang nanti"

Reza hanya mengedikkan bahunya seraya mengangguk. Pria berbahu lebar itu hendak membalikkan badan. Tapi buru-buru Anna memegang bahu Reza hingga ia membalikkan tubuh tingginya.

"Ehh, tak bisakah kau... membatalkan proyekmu?" Anna meminta dengan lirih.

"Tak pernah berniat"

Reza hanya pergi begitu saja. Meninggalkan Anna yang menatapnya kesal. Bagaimana bisa ia sejahat itu menjadi manusia? Ucapannya singkat namun terdengar pedas dan menusuk begitu menyakitkan. Jujur saja ia takut bila nanti Ezaron setelah dewasa malah jadi seperti Reza.

Anna tak rela anaknya yang manis dan polos setelah dewasa malah jadi seperti Reza yang kaku dan dingin seperti es batu hidup.

*****

Sudah tiga hari Anna di rumah megah itu. Hingga akhirnya kondisi Ezar membaik. Anna memutuskan untuk pulang esok pagi. Kini ia diam mengelus puncak kepala Ezar yang tidur begitu lelap. Berikutnya, rencana Anna masih sama untuk terus meminta Reza menghentikan proyek itu. Meski ia bingung apa yang harus ia lakukan jika Reza tetap tak akan membatalkan proyek itu. Namun paling kurang ia sudah berusaha mati-matian.

Suara derum mobil membuat Anna menatap ke arah jendela kamar. Perlahan ia menyibak selimut dan beranjak dari tempat tidur. Anna melangkah membuka pintu karena suara bel berbunyi beberapa kali. Sepertinya bukan Reza, karena jika pria itu pulang ia akan langsung menyelonong masuk begitu saja tanpa memencet bel.

Mata Anna membulat setelah membuka pintu rumah.

"Maaf bu, ini saya pegawai bar. Mengantar bapak pulang, bapak mabuk berat" pria muda itu memapah Reza yang terlihat acak-acakan dengan dasi yang terlepas dan jas di tangannya.

I MISS YOU MOMMYWhere stories live. Discover now