18. MOMMY

134K 9.2K 1.4K
                                    

Ehh ketemu lagi wkwkw

Anna tak lepas memeluk putra kecilnya. Mereka sudah tiba di rumah namun Anna tak tega melepaskan pelukan Ezar. Ia terus duduk di sofa seraya mengelus rambut coklat tua sang anak. Membiarkan Ezar menangis hingga lelah dan nantinya ia akan tertidur, seperti biasanya.

Beberapa jam berlalu namun Ezar juga belum tidur. Sehingga Anna jadi khawatir dan kini akhirnya menatap Ezar. "Kita mandi ya sayang, udah malam. Ezar juga pasti lapar kan?"

Ezar menggelengkan kepalanya dengan lemas dan kembali menyandarkan kepalanya pada dada sang ibu. Anna jadi menghela nafas melihatnya.

"Ezar mau mommy katakan sesuatu?"

"Hmm?"

"Tapi janji setelahnya jangan sedih lagi, bagaimana?" Anna tersenyum menatap wajah polos Ezar.

"Janji" pasrah Ezar yang sudah penasaran.

Anna mengambil tangan mungil itu dan meletakkan di perutnya yang masih rata. Ezar yang kebingungan mendongak menatap sang mommy dengan tatapan pertanyaan.

"Sebentar lagi, Ezar akan jadi Abang. Abang tidak boleh cengeng, malu sama dedek bayi" Anna terkekeh geli melihat wajah kaget bercampur polos Ezar. Tatapan takjub dan tak menyangka.

"Dedek bayi? Di dalam sini ada dedek bayi, mommy? Bagaimana bisa?" Anna mengangguk sambil mengelus kepala Ezar. "Mommy serius? Ezar akan menjadi abang?"

"Iya nak, kok bohong sih"

Ezar memeluk Anna erat. Kesedihan itu sekejap berubah menjadi kebahagiaan. Ia bisa berbangga di hadapan Rachel. Kalau dirinya juga akan memiliki seorang adik yang dulunya Rachel bilang Ezar tak akan bisa memilikinya.

"Mommy Ezar senang sekali. Sebentar lagi kita akan memiliki dedek bayi? Nanti bagaimana caranya dedek bayi keluar?"

"Rahasia" bisik Anna misterius. "Sekarang mandi dulu lalu kita masak dan makan bersama, bagaimana?"

"Ayo mommy!" Balas Ezar dengan semangat.

"Mau makan malam apa?"

"Udang, Ezar suka udang"

"Baiklah kalau begitu. Sekarang Ezar mandi dulu sama mommy ya"Anna menggendong anaknya menuju kamar mandi.

"Mommy, Ezar ingin di panggil abang" rengek bocah itu dengan manja. Hingga Anna gemas melihatnya dan mengangguk.

"Iya abang"

Ezar tersenyum sangat girang saat dirinya di panggil Abang. Ia sungguh senang. Besok di sekolah ia akan segera menceritakan soal adik bayinya pada Sherly. Meskipun adik bayinya belum dapat di lihat oleh mata. Tapi Ezar akan tetap memamerkannya agar Sherly iri padanya.

*****

Siang begitu terik. Meskipun kondisinya sedikit pusing akibat pagi tadi ia mual-mual. Anna tetap memaksa menjemput Ezar di sekolah. Tak memperdulikan lagi bagaimana ucapan Simon. Tuhan sudah menentukan segalanya. Jadi ya sudahlah.

"Mommy!" Ezar berjalan bersama dengan seorang gadis yang tak asing bagi Anna. Gadis itu pun melihat Anna sedikit kaget melihat Anna.

"Lho Ezar, inikan Sherly?" Tunjuk Anna pada Sherly, yang disebut begitu lebar dan manis.

Ezar yang semakin bingung. "Mommy bagaimana bisa kenal Sherly?"

Baru saja Anna hendak menjelaskan. Tapi suara cempreng khas milik Sherly lebih dulu terdengar. "Waktu itu kakiku terluka saat berlarian mengejar kucing oren. Dan ada aunty ini mengobati lukaku, benarkan aunty?" Anna mengangguk. Tapi detik berikutnya Sherly kembali meletakkan jari telunjuk di sisi bibirnya. "Aunty cantik ini, mommy-mu Ezaron?"

I MISS YOU MOMMYTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon