41. STARS

57.7K 5.5K 483
                                    

Selamat malam minggu... maaf minggu lalu saya tidak update dikarenakan sibuk huhuu.. 

TYPO BERTEBARAN, BELUM REVISI. SELAMAT MEMBACA :*

Hari ini adalah jadwal Anna melakukan konsul dengan dokter kehamilannya. Ia datang ke rumah sakit biasanya (Rumah Sakit berbeda dengan tempat Reza dirawat). Sebenarnya Reza ingin ikut, hanya saja keadaannya tidak memungkinkan. Ia juga harus ikut terapi untuk penyembuhan tangan kanannya yang patah yang penyembuhannya tak lama lagi. Anna akhirnya ditemani Jennie dan Ezaron yang sangat excited ikut mengecek sudah sejauhmana perkembangan tentang adik yang sudah lama ia nanti kelahirannya. Berhubung hari ini adalah akhir pekan, dimana Ezar libur sekolah makanya ia membawa Ezar ikut serta. 

Mereka akhirnya pulang. Di mobil, Ezar terus mengajak adiknya yang masih dalam kandungan sang mommy berbicara. Jennie dan Anna hanya tersenyum melihatnya, ia terlihat sangat bahagia. 

"Mommy! Jadi ini dedek bayinya ya?!" Ezar menunjuk pada hasil USG hitam putih yang sedang Anna perhatikan. "Apa dulu abang juga memiliki foto itu?" 

Anna mengecup puncak kepala putra tampannya itu. "Maksud abang USG seperti milik dedek bayi yang sedang mommy pegang ini?" Ezar mengangguk sebagai jawaban. "Ada, tapi dirumah."

"Benarkah mommy?!" Ezar tampak girang dengan senyuman lebar. 

"Mommy menyimpan hal apapun yang berhubungan denganmu, nak. Karena mommy tak ingin kehilangan apapun memori tentang dirimu, sayang." 

"Mommy... Abang sangat menyayangi mommy, i love you my pretty mommy" Ezar memeluk dan mencium pipi Anna. 

"Bagaimana denganku?" Suara Jennie terdengar setelah sekian lama hanya diam memperhatikan adegan romantis ibu dan anak laki-lakinya itu. 

Ezar melirik kearah Jennie. "i love you too Jennie, thank you for your kindness so far." Ezar mengerlingkan matanya. Melihat itu, Jennie terkaget dan membulatkan matanya, Ezar benar-benar terlihat seperti playbor cilik kelas kakap, belum lagi tampangnya yang tampan itu sangat mendukung. 

Jennie memegang jantungnya pelan. "Astaga tuan muda, jantungku berdebar menerima kerlingan matamu." 

Anna dan Ezar saling tatap dan tertawa. "Ya ampun Ezar putraku, mommy sangat takut jika sifat daddymu mengalir padamu. Kamu masih sangat muda untuk menggoda wanita cantik." Anna mencubit gemas pipi kemerahan Ezar yang hanya tertawa mendengar ucapan sang mommy. 

"Sherly sahabatmu itu hasur kebal berteman dengan anak tampan suka tebar pesona sepertimu." Kata Jennie. 

"Ezar tidak tebar pesona, namun Ezar memang memesona tanpa disadari." Sahut Ezar dengan bangga. 

Jennie dan Anna saling tatap dengan mulut sedikit terbuka, ternganga tak percaya. Entah dengan siapa akhir-akhir ini Ezar bergaul hingga gaya bahasanya bisa jadi seperti ini. 


*****


Malam ini Anna menemani sang suami. Ada banyak hal yang Anna ceritakan pada Reza, mulai dari perkembangan janinnya, sikap Ezar yang sangat pandai bicara hingga pikiran Anna yang masih berkecamuk tentang Milea yang akan datang malam ini, namun tidak dapat dipastikan pukul berapa tepatnya. Reza takbisa melihat Anna cemas seperti saat ini. Ia lantas menggenggam tangan Anna dan mengecupnya sekilas. 

"Babygirl, everything will be fine, don't worry, honey." Reza mencoba menenangkan Anna namuan ia hanya diam. Lantas Reza mengambil posisi duduk dan menarik kepala Anna bersandar pada dada bidangnya, mengelus rambut panjang istrinya yang sedang hamil itu. "Jangan melukaiku dengan tatapan cemasmu itu, Anna." Ucapan Reza dengan suara rendah itu membuat Anna memejamkan matanya lama dan membalas memeluk sang suami. 

I MISS YOU MOMMYOnde histórias criam vida. Descubra agora