23. CANGGUNG

120K 8.4K 764
                                    

Saya double ya tapi sebelum itu tolong di baca dulu WARNING ini

‼️WARNING‼️

Harap jangan membaca percakapannya saja. Tapi di baca semuanya.. kalo kalian cuma baca percakapannya aja. Yaiyalah munaroh ceritanya bikin pusing dan bingung. Hai tolong ya :)
Dan kita mulai memasuki masa-masa pembalasan habis untuk Reza. Jadi siap-siap kesal pada Anna dan malah iba juga kasihan pada Reza. Karena sikap, kelakuan dan lainnya saya rombak hambis di chapter-chapter ke depan :)


Pukul 00:55

Anna terbangun karena ia sangat mual. Setelah berhenti memuntahkan isi perutnya. Anna pusing hingga sulit berjalan kembali ke dalam kamar. Anna memegang kepalanya dan satu tangan lainnya ia gunakan untuk tumpuan ia berjalan menuju kamar. Rasa pusing itu semakin menjadi hingga tanpa sadar Anna menyenggol gelas karet di atas meja. Gelas itu terjatuh ke lantai hingga menimbulkan dentuman keras. Anna pun terduduk lemas di dinding.

Dari dalam kamar, Ezar terbangun karena terkejut. Ia melihat sang mommy tak tertidur disisinya, oleh sebab itu ia langsung berlari ke luar. Ya, mommy nya memang sering muntah-muntah di tengah malamnya. Mommy bilang hal itu biasa. Tapi kini Ezar kaget melihat Anna lemas di depan kamar.

"Mommy!" Pekik Ezar histeris melihat Anna lemas menyandar pada dinding. "Mommy kenapa? Mommy sakit?" Tanyanya khawatir. Ia mulai menangis karena bingung dan takut.

"Ja...ngan nangis" ujar Anna lemah.

"Mommy sakit ya?" Ezar menyeka air matanya. Anna menggelengkan kepalanya. "Mommy Ezar takut mommy kenapa-napa hiks...hiks..."

Anna mencoba kuat tapi ia tidak bisa.

Ezar yang masih kecil itu sangat bingung dan panik. Ia bangun dan berlari ke kamar. Mengambil ponsel Anna di atas meja nakas.

"Abang mau apa nak?" Tanya Anna pada Ezar yang sibuk mengusap-usap layar ponselnya.

"Menelepon daddy. Agar daddy datang dan membawa mommy ke rumah sakit"

Anna dengan segera merebut ponselnya dari Ezar. "Tidak apa-apa nak. Mommy tidak sakit"
Anna tak ingin Reza sampai datang ke sini. Oleh sebab itu ia memaksakan dirinya bangun. "Ayo, kita kembali tidur"

"Mommy benar tidak kenapa-napa?"

"Iya" Anna mengangguk kuat. Menepis rasa ragu di wajah polos putra kecilnya itu. Hingga Ezar yakin dan membantu Anna bangun, menuntunnya ke tempat tidur.

Mereka kembali terlelap malam itu sebelum rasa sakit itu masih terasa dan hilang perlahan.
Anna bersyukur, rasa sakit yang mulanya terasa kini perlahan hilang dan bisa membuat Anna tertidur lelap.

*****

Anna membalikkan telur dadar di atas teplon dengan tangan kanannya, sedari tadi ia memegang perutnya dengan tangan kirinya. Ia terus berharap rasa sakit semalam tak lagi ia rasakan. Sejujurnya Anna takut kandungannya kenapa-napa. Hingga Anna memutuskan untuk ke dokter setelah menjemput Ezar dari sekolah nantinya.

"Mommy"

Anna membalikkan badan, melihat putra kecilnya yang masih memakai handuk memegang baju seragam sekolahnya dengan tak minat.

"Abang kenapa?" Anna bingung, Ezar biasanya cukup mandiri setiap pagi mandi dan beberes menuju sekolah sendiri.

"Ezar tidak mau sekolah mommy" Ezar menundukkan kepalanya.

"Kenapa nak?"

"Ezar takut mommy kenapa-napa nanti sendirian di rumah. Jika mommy sakit, dan tidak ada Ezar bagaimana?"

I MISS YOU MOMMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang